14 December 2025

Get In Touch

Mahasiswa Unesa Ubah Limbah Plastik Jadi Tas Estetik Bernilai Jual

SURABAYA (Lentera) -Tim mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan solusi kronkrit terhadap penumpukan sampah plastik melalui inovasi tas ramah lingkungan sekali pakai.

Produk bernama Revoplast itu merupakan karya Fajar Yulianto, Fitri Indah Wayuni, Marietha Jeanniary Mahayu Syalsabilla, Cindy Audya Ananta, Tika Ayu Septiyani, Farhan Nafis Al Farisi, dan Muhammad Abdurrosyid dari Prodi S-1 Ekonomi, serta Shafwan Aprisa Putra, Muhammad Hamzah Nashirudin, dan Rais Akmal Daniswara dari Prodi S-1 Manajemen.

Melalui Program Bootcamp Kewirausahaan 2025, mereka mengusung slogan “Make Plastic More Worthy” sebagai komitmen untuk meningkatkan nilai limbah plastik.

Salah satu anggota tim, Fajar mengatakan, gagasan Revoplast berawal dari kegelisahan tim terhadap tumpukan plastik kresek dan trashbag yang sulit terurai dan kerap hanya dipakai sekali sebelum menjadi sampah.

“Dari situ saya dan teman-teman mulai berpikir bagaimana mengubah limbah yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bermanfaat dan punya nilai ekonomi,” kata Fajar, Jumat (12/12/2025).

Inovasi Revoplast, tas estetik dari limbah plastik buatan mahasiswa Unesa.
Inovasi Revoplast, tas estetik dari limbah plastik buatan mahasiswa Unesa.

Ia menjelaskan, proses produksi dilakukan dengan pendekatan upcycling. Plastik dikumpulkan, lalu dibersihkan, dipilah warna, kemudian dipres menjadi lembaran material tebal bermotif unik.

"Motif pada setiap lembaran muncul secara alami dari kombinasi warna plastik, sehingga tidak ada dua tas yang identik. Selanjutnya, lembaran itu diolah menjadi berbagai produk seperti tote bag, handbag, hingga slingbag," tuturnya.

Ia mengungkapkan, tahap produksi membutuhkan ketelitian. Selain pemilahan dan pengepresan, tim juga memperkuat material dengan kain keras, memasang furing, dan menambahkan aksesori. 

Tantangan teknis seperti ketebalan plastik yang tidak seragam dan suhu mesin press yang fluktuatif kerap muncul. “Kadang ada bagian yang malah bolong atau motifnya nggak maksimal, jadi kami harus menyesuaikan desain dengan bahan yang ada,” kata Fajar.

Meski begitu, ia dan tim terus berupaya menyempurnakan proses untuk menghasilkan kualitas terbaik.

Revoplast tidak hanya menawarkan produk estetik dan tahan air dengan harga terjangkau, tetapi juga membawa misi keberlanjutan sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12 (Responsible Consumption and Production) dan 13 (Climate Action). 

“Kami menggunakan 100 persen plastik pascakonsumsi. Setiap produk membantu mengurangi beban TPA sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang,” jelas Fajar.

Ke depan, Revoplast menargetkan diversifikasi produk seperti pouch, tas laptop, dan aksesori fesyen lain. Mereka juga menjajaki kolaborasi dengan desainer lokal, brand berkelanjutan, hingga toko wisata, disertai peningkatan peralatan produksi dan perluasan pemasaran melalui e-commerce serta sistem reseller.

Tak hanya berhenti pada penjualan produk, tim juga menyiapkan skema closed-loop melalui program take-back product, agar tas Revoplast yang sudah tidak terpakai dapat didaur ulang kembali. “Kami ingin membangun siklus produk yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Fajar berharap Revoplast dapat berkembang menjadi gerakan sosial-lingkungan yang memberikan dampak lebih luas. “Kami terus mengembangkan Revoplast, bukan hanya untuk menghasilkan produk fashion, tetapi untuk membangun gerakan keberlanjutan yang memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkasnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.