19 December 2025

Get In Touch

Militer Israel Diterpa Gelombang "Kabur Aja Dulu", Banyak Tentara Minta Resign

Tentara Israel bersiaga di kamp Nur Shams yang menampung pengungsi Palestina, di Tepi Barat pada 5 Maret 2025 (AFP)
Tentara Israel bersiaga di kamp Nur Shams yang menampung pengungsi Palestina, di Tepi Barat pada 5 Maret 2025 (AFP)

TEL AVIV (Lentera) -Militer Israel memperingatkan adanya gelombang resign yang besar karena banyaknya permintaan pengunduran diri dari kalangan perwira dan bintara.

Kabar tersebut pertama kali dilaporkan media Israel, Yedioth Ahronoth, sebagaimana dilansir TRT World, Selasa (17/12/2025).

Dalam laporannya, media tersebut menyebut angkatan bersenjata Israel tengah menghadapi eksodus massal perwira dan bintara setelah ratusan personel mengajukan permintaan keluar dari dinas permanen. 

"Sejauh ini, terdapat 500 permintaan dari perwira dan bintara di pasukan reguler yang mengajukan permohonan untuk dibebastugaskan dari jabatan mereka di militer," tulis Yedioth Ahronoth.

Laporan itu mengungkapkan bahwa pejabat militer Israel memperingatkan adanya peningkatan permintaan pengunduran diri di hampir semua kelompok usia dan jenjang kepangkatan.

Situasi tersebut digambarkan sebagai krisis kekuatan personel dan disebut telah mencapai titik kritis dalam struktur internal militer Israel.

Menurut sumber yang dikutip surat kabar itu, pihak militer memperkirakan permintaan pengunduran diri akan terus bertambah.

Kondisi ini dinilai semakin membebani kesiapan institusional angkatan bersenjata Israel, terutama di tengah tekanan operasional yang terus meningkat.

Yedioth Ahronoth juga menyoroti peran parlemen Israel, Knesset, yang hingga kini belum menyetujui rancangan amandemen undang-undang terkait kenaikan hak pensiun bagi perwira dan prajurit.

Amandemen tersebut diusulkan menaikkan hak pensiun antara 7 hingga 11 persen, namun keterlambatan persetujuan disebut memperparah ketidakpuasan di kalangan personel militer.

Mengutip Kompas, gelombang pengunduran diri berasal dari personel tetap yang bertugas di dinas reguler, bukan dari kalangan tentara cadangan.

Permintaan keluar dari dinas disebut berkaitan erat dengan persoalan gaji yang dinilai rendah serta tingkat kelelahan dan attrisi yang meningkat selama genosida Israel di Gaza.

Dalam laporan tersebut, militer Israel dikatakan kesulitan meyakinkan ribuan perwira dan bintara agar tetap melanjutkan dinas permanen mereka. Jika tren ini berlanjut, sumber militer memperkirakan kekuatan keseluruhan angkatan bersenjata Israel akan mengalami penurunan signifikan dalam waktu mendatang (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.