SURABAYA (Lentera) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menyoroti tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia menandaskan bahwa ada lima faktor utama penyebabnya.
Menteri yang akrab dengan sapaan Bunda Arifah ini mengatakan berdasarkan analisis internal kementerian, lima faktor utama tersebut yakni tekanan ekonomi, pola asuh dalam keluarga, pengaruh media sosial, lingkungan, serta praktik pernikahan usia anak.
“Dari 90 persen kasus yang kami tangani langsung, faktor media sosial menjadi pemicu utama. Karena itu, mari kita perkuat pondasi agama, akhlakul karimah, dan budi pekerti anak-anak kita. Prestasi akademik penting, tetapi karakter adalah fondasi utama,” katanya dalam acara Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-97 Tahun 2025 di Provinsi Jawa Timur yang digelar di Surabaya, Rabu (24/12/2025)
Kemudian, penggunaan gawai dalam hal ini media sosial tanpa pendampingan dan pengawasan orang tua turut memicu persoalan fisiologis, psikologis, penurunan kemampuan sosial–akademik, bahkan berkaitan dengan sejumlah kasus kekerasan.
Dalam kesempatan itu, Bunda Arifah juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, beserta seluruh jajaran, atas komitmen dan kerja dengan hati dalam menyukseskan rangkaian peringatan Hari Ibu.
“Apresiasi ini bukan hanya untuk pelaksanaan peringatan Hari Ibu, tetapi juga untuk berbagai program penguatan dan pemberdayaan perempuan yang telah dilakukan Jawa Timur. Salah satunya yang kita saksikan bersama, bagaimana memuliakan Ibu Pertiwi melalui aksi nyata menanam mangrove,” ujar Bunda Arifah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak juga mengakui kasus kekerasan terhadap perempuan. "Pengungkapan kasus ini kita dorong dengan mempermudah jalur pengaduan. Nah, rata-rata kaum perempuan ini kalau mengalami kekerasan atau mengalami tekanan itu biasanya mereka justru khawatir, mereka ada stigma negatif yang dipersalahkan," tandasnya.
Selain pengungkapan, juga harus menangani akar masalahnya. Diantaranya dalah mendorong menguatnya penghormatan terhadap perempuan, serta meningkatkan nilai-nilai keluarga. "Ini didorong dari semua elemen apakah bersama dengan PKK dan BKKBN ini semuanya tujuannya adalah itu tadi," katanya. (*)
Reporter : Lutfi
Editor : Lutfiyu Handi





