29 December 2025

Get In Touch

Gabungan Mahasiswa Protes di Depan Kantor Bupati Madiun, Terkait Pembubaran Diskusi Buku "Reset Indonesia"

Sejumlah mahasiswa menggelar aksi di depan Kantor Bupati Madiun, Rabu (24/12/2025), memprotes pembubaran diskusi buku Reset Indonesia yang dinilai membatasi kebebasan akademik.
Sejumlah mahasiswa menggelar aksi di depan Kantor Bupati Madiun, Rabu (24/12/2025), memprotes pembubaran diskusi buku Reset Indonesia yang dinilai membatasi kebebasan akademik.

MADIUN (Lentera) — Gabungan mahasiswa menggelar aksi protes di depan Kantor Bupati Madiun, Rabu (24/12/2025) menuntut penjelasan terbuka atas pembubaran diskusi dan bedah buku Reset Indonesia yang berlangsung di Pasar Pundensari, Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun pada Sabtu, 17 Desember 2025 malam.

Aksi sempat diwarnai ketegangan setelah Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Madiun, Hestu Wiradriawan meminta mahasiswa melakukan mediasi tertutup di ruangannya. Permintaan itu ditolak, massa memilih bertahan di lokasi dan menuntut dialog dilakukan secara terbuka dengan menghadirkan Camat Madiun.

Diskusi buku Reset Indonesia karya kolektif Tim Indonesia Baru yang ditulis Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu sebelumnya dihentikan aparat. Kegiatan itu kemudian dipindahkan ke sebuah kafe di Kota Madiun dan dilanjutkan hingga dini hari.

Perwakilan mahasiswa, Ismail Hamdan Hidayatudin Al Fauzan, menyebut pembubaran dilakukan tanpa dasar hukum yang jelas.

“Tidak ada pelanggaran. Ini ruang intelektual,” katanya.

Ia membandingkan, sikap Pemerintah Kabupaten Madiun dengan sejumlah daerah lain yang dinilai lebih terbuka terhadap kegiatan diskusi. 

“Di daerah lain diskusi buku berjalan normal. Bahkan di Trenggalek dihadiri langsung bupatinya. Di Kabupaten Madiun justru dibubarkan,” ujarnya.

Mahasiswa memberi tenggat waktu 3×24 jam kepada pemerintah daerah, untuk menyampaikan penjelasan resmi. Jika tuntutan itu diabaikan, mereka menyatakan akan mendesak Bupati Madiun mengevaluasi bahkan mencopot Camat Madiun.

Di hadapan massa, Camat Madiun, Muhsin Harjoko yang datang menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

“Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada panitia kegiatan di Gunungsari,” katanya.

Saat dikonfirmasi terpisah, Muhsin menegaskan pembubaran diskusi dilakukan atas inisiatif pribadi dan tanpa tekanan dari atasan maupun pihak lain.

“Tidak ada tekanan. Ini inisiatif saya,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, tidak satu pun pejabat daerah setingkat bupati atau wakil bupati menemui mahasiswa hinga berakhir dengan tertib .

 

Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo/Editor: Ais 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.