APPBI Malang Raya Nilai Pengelolaan Transmart oleh UB Jadi Lompatan Besar, Ingatkan Soal Manajemen Mal
MALANG (Lentera) - Rencana Universitas Brawijaya (UB) mengelola Transmart Malang menuai tanggapan dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang Raya. Langkah tersebut sebagai lompatan besar yang patut diapresiasi, namun mengingatkan pengelolaan pusat perbelanjaan membutuhkan pengalaman dan kompetensi khusus.
"Kalau pendapat saya sebagai ketua, ya senang-senang saja. Semakin banyak pemain kan semakin bagus, semakin sehat persaingan," ujar Ketua APPBI Malang Raya, Suwanto, Jumat (25/12/2025).
Meski demikian, Suwanto menegaskan pengelolaan mal tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Menurutnya, industri pusat perbelanjaan membutuhkan ilmu dan pengalaman yang matang agar bisa berjalan secara berkelanjutan.
"Tapi di luar itu, kita pasti sampaikan bahwa mengelola mal itu butuh ilmu, butuh experience. Harus ditaruh orang-orang yang memang mengerti tentang mal, meskipun nanti konsepnya education mall atau apa pun," jelasnya.
Ia menilai, pengelola yang tidak memiliki latar belakang dan pengalaman di bidang manajemen mal berpotensi menghadapi berbagai kesulitan di kemudian hari. Bahkan, alih-alih mendapatkan keuntungan, risiko kerugian bisa saja terjadi.
Lebih lanjut, Suwanto mengungkapkan hingga saat ini dirinya belum pernah melihat contoh perguruan tinggi yang secara langsung mengelola pusat perbelanjaan. Oleh karena itu, rencana UB mengelola Transmart Malang disebutnya sebagai sebuah terobosan besar.
"Sampai sekarang belum ada. Saya belum lihat perguruan tinggi mengelola mal. Makanya ini lompatan besar dan menurut saya bagus, harus kita apresiasi," katanya.
Namun, ia kembali menekankan pentingnya penempatan sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman dalam struktur pengelolaan. Menurutnya, perguruan tinggi tetap bisa belajar dari proses tersebut, asalkan tidak langsung terjun tanpa pendampingan profesional.
Ia memaparkan, pengelola mal harus berhadapan dengan banyak pihak, mulai dari tenant, pengunjung, pemerintah, hingga stakeholder lain dengan karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda.
"Treatment-nya semua berbeda. Bahkan orang yang sudah berpengalaman di satu mal, pindah ke mal lain saja tetap harus belajar lagi," pungkasnya.
Untuk diketahui, Universitas Brawijaya tengah mengembangkan sayap bisnisnya dengan menjalin kerja sama pengelolaan Transmart Malang. Langkah ini dilakukan melalui PT Brawijaya Multi Usaha (BMU), unit usaha yang berada di bawah naungan UB.
Direktur Utama PT BMU, Edi Purwanto, mengungkapkan komunikasi dengan pihak Transmart Malang telah dilakukan sejak Juli lalu dan prosesnya berjalan cukup cepat. "Pimpinan Transmart Malang mempertemukan kami dengan founder CT Group, Chairul Tanjung, dan jajaran lainnya," ujar Edi.
Dari pertemuan tersebut, Edi menyebut terdapat kesamaan cara pandang antara UB dan pihak Transmart Malang terkait arah pengelolaan ke depan. Kedua belah pihak sama-sama antusias dengan rencana kerja sama tersebut.
Meski kondisi Transmart Malang saat ini tidak seramai sebelumnya, Edi menyatakan UB tetap optimistis mampu mengembangkan pusat perbelanjaan yang berada di Jalan Veteran tersebut.
Selain itu, lokasi Transmart yang berdekatan dengan kampus UB dan berada di tengah kota dinilai memiliki daya tarik tersendiri, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat umum. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi




