SURABAYA (Lentera) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya melakukan mitigasi bencana di musim hujan. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas hujan Jatim pada Januari 2026 akan sama dengan di Sumatra beberapa waktu lalu.
"Menurut BMKG hujan ini puncaknya puncak ada di Januari. Kalau di bulan Desember ini menurut BMKG ya 20% tapi di Januari 58% di Februari 22%," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (27/12/2025).
Lebih lanjut Gubernur Khofifah mengatakan berdasarkan keterangan BMKG bahwa intensitas hujan pada Januari mencapai 300-400 mm per detik. Sebagai Langkah mitigasi terjadinya bencana, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa Pemprov Jatim setiap hari melakukan operasi modifikasi Cuaca (OMC). Setiap hari Pemprov melakukan dua sortie OMC sejak 5 Desember 2025 lalu.
"OMC yang dilakukan Pemprov hanya 2 sortie, kalau kita lihat kadang arah siklon harusnya kita akan intervensi 5 sortie. Karena keterbatasan anggaran Pemprov kita hanya bisa melakukan sehari dua sortie sampai dengan 31 Desember," katanya.
Terkait dengan pucak hujan yang diprediksikan terjadi pada Januari, Gubernur Khofifah akan berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk bisa intervensi OMC lebih dari 2 sortie.
"Karena kalau kita melihat 300-400 mm per detik itu kira-kira di bulan Januari maka posisi intensitas hujan persis seperti yang di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara kemarin, kita melakukan kordinasi lintas sktoral baik horizontal maupun vertical," lanjut Khofifah.
OMC yang dilakukan di Jatim merupakan hasil kolaborasi lintas institusi, melibatkan BPBD Jatim, Lanudal Juanda, BMKG, serta PT Milan Pillery Bersatu sebagai operator teknis.
Karena itu, OMC diposisikan sebagai langkah preventif untuk menekan risiko hujan ekstrem yang berpotensi memicu bencana. Proses ini berbasis pemantauan ilmiah dengan memanfaatkan radar cuaca dan data satelit secara real time guna menentukan lokasi persemaian awan secara dinamis.
Dalam MC,bahan semai yang digunakan berupa CaO (kapur) dan NaCl (garam), yang berfungsi membantu pembentukan butiran air agar hujan turun lebih merata. (*)
Reporter : lutfi
Editor : Lutfiyu Handi





