16 April 2025

Get In Touch

Tergoda Rasa Aman Palsu, Banyak Berkerumun Saat Pandemi

Ilustrasi antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Ist)
Ilustrasi antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Ist)

Kendati bahaya penularanCovid-19 masih tinggi, antusiasme masyarakat ternyata tidak berkuranguntuk menyambut pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).Rupanya, hal ini terjadi karena banyak orang mengalami rasa aman palsu selamapandemi.

Perasaan aman palsudapat memperburuk pandemi karena kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 kianmenurun. Padahal, risiko penularan masih sama seperti ketika kasus-kasuspertama diumumkan. Lantas, dari mana datangnya rasa aman palsu dan bagaimanacara mengatasinya?

Masyarakat kini sudahakrab dengan physical distancing,kebiasaan mencuci tangan, dan bahkan membawa perlengkapan sendiri. Pemakaianmasker pun menjadi semakin umum. Dari pejalan kaki, pedagang, hingga anak-anak,Anda dapat menemukan orang yang memakai masker di mana-mana.

Namun, ada satukekurangan masker yang tidak dapat dipungkiri. Kampanye masker selama pandemimembuat masyarakat mengalami rasa aman palsu. Penggunaan masker membuat banyakorang merasa terlindung dari penularan Covid-19.

Ini sebabnya Anda melihat orang-orang berkerumun di jalan,mal-mal kian ramai, dan CFD dibanjiri oleh pengunjung. Masyarakat kini beraniberkerumun karena merasa terlindungi dengan memakai masker.

Padahal, memakai masker saja tidak cukup untuk mencegahpenyebaran Covid-19. World HealthOrganization (WHO) sendiri ikut buka suara dalam pedoman penggunaan maskeryang diterbitkannya pada 5 Juni 2020.

Hindarirasa aman palsu

Risiko penularan Covid-19 masih sama besar seperti beberapapekan lalu. Alih-alih menurun, angka positif harian pun pernah menembus 1.000kasus. Tanpa jaga jarak dan disiplin mencuci tangan, Anda tetap bisa tertularsekalipun menggunakan masker.

Masih banyak pula yang belum memakai masker dengan benar. Masker kadang tidak dipakai sampai hidung atau dilepas sembarangan. Padahal, tindakan ini dapat mengurangi keampuhan masker dalam mencegah penularan.

Selain itu, tidak semua masker bekerja dengan keampuhan yangsama. Bila menilai keampuhannya, maka masker terbaik untuk mencegahCovid-19 adalah masker N95. Namun, masker ini tidak bisa digunakansehari-hari karena menimbulkan sesak.

Masker yang digunakan masyarakat umum adalah masker kain. Maskerjenis ini cukup ampuh untuk perlindungan sehari-hari, tapi penggunanya harustahu cara mencuci dan menyimpan masker dengan tepat untuk mencegah kontaminasi.

Jangan sampai hal ini membuat Anda terjebak dalam rasa amanpalsu selama pandemi. Pastikan Anda tetap melakukan upaya pencegahan untukmelindungi diri maupun orang-orang terdekat dari risiko penularan.

Cara terbaik untuk menghindari rasa aman palsu selama pandemiadalah dengan selalu waspada. Walaupun new normal sudah didepan mata, angka positif dan risiko penularan belum banyak berubah.

Ketika bepergian ke luar rumah, pastikan Anda selalu menjaga jarak dengan orang lain. Ikuti cara memakai masker yang tepat, serta jaga kebersihan diri Anda dengan mencuci tangan dan membersihkan barang yang sering digunakan. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Rabu, 23/9/2020) -Ist.


Share:
Lentera Today.
Lentera Today.