
Madiun - Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun memiliki cara unik dalam mengikuti upacara Kesaktian Pancasila. Upacara diikuti oleh seluruh pegawai Lapas meski sedang libur di rumah masing-masing. Selain itu, warga binaan pemasyarakatan (WBP) juga mengikuti upaca virtual tersebut dengan penjagaan ketat di masing-masing blok.
Kalapas Pemuda Kelas IIA Madiun, Marlik Subiyanto mengatakan bahwa upacara secara virtual tersebut dilaksanakan untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965. Yakni pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang merenggut nyawa para jendral. Meski pada akhirnya, partai tersebut dapat ditumpas oleh Pemerintah Indonesia.
"Dampak yang timbul akibat G30S/PKI sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia, sehingga dinamakan Hari Kesaktian Pancasila," ujarnya pada Lenteratoday, Kamis(01/10/2020) pagi.
Marlik menjelaskan, bahwa dia sengaja memberikan instruksi agar semua staff dan WBP untuk mengikuti upacara virtual tersebut. Ia ingin agar upacara tersebut tidak hanya sebagai rutinitas semata. Namun juga untuk menanamkan cinta kepada Pancasila.
"Semua staff ikut upacara, yang bertugas di masing-masing pos, hunian blok, dan menara pantau. Kalau yang libur tetap ikut upacara di rumah masing-masing. Napi juga ikut di blok dengan pengawasan ketat," jelas Marlik.
Uniknya, para napi yang ikut upacara ini mengenakan pakaian apa adanya. Ada bahkan ada yang mengenakan sarung dan ada pula yang bercelana pendek. Namun, semua itu tidak mengurangi kekhitmatan dari upacara yang dilakukan.
Para napi mengikuti upacara di blok masing masing sambi mendapat pengawalan ketat dari petugas sipir. Meski menjalankan tugas pengawasan, namun para sipir ini juga masih ikut upacara dan penuh khitmat.
Dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan yang berlangsung selama 30 menit tersebut berjalan dengan lancar. Marlik berharap agar seluruh staff dan WBP dapat menjadikan Pancasila sebagai bagian dari kehidupan. (Ger)