23 April 2025

Get In Touch

Pandemi Covid-19, Peluang Kembangkan Tanaman Obat

Pandemi Covid-19, Peluang Kembangkan Tanaman Obat

Jember - Situasi pandemi Covid-19 ternyata memunculkan kesempatan yang terbuka luas bagi Indonesia untuk mengembangkan tanaman obat dan tanaman fungsional di Indonesia.

Hal itu disampaikan Syafaruddin Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Kementerian Pertanian RI saat menjadi pemateri kunci dalam kegiatan The International Conference on Agricultureand Life Sciences (ICALS) 2020 yang digelar oleh Fakultas Pertanian Universitas Jember yang digelar secara daring (6/10/2020).

Menurut Syafaruddin, saat ini Puslitbangbun yang dipimpinnya getol meneliti berbagai tanaman yang berpotensi sebagai obat maupun penambah daya tahan tubuh dalam menghadapi Covid-19.

“Indonesia memiliki banyak tanaman yang memiliki kandungan antioksidan, anti infeksi dan kaya vitamin C yang diperlukan tubuh untuk mendukung imunitas seperti kayu putih, wijen, virgin coconut oil dari kelapa serta tanaman rosella yang tinggi vitamin C,” terang Syafaruddin.

Puslitbangbun melalui berbagai pusat penelitiannya yang tersebar di Indonesia juga meneliti dan mengembangkan tanaman fungsional seperti beras merah dan beras hitam, jagung jingga dan jagung pulut bahkan ubi orange. Termasuk meneliti kopi, dan coklat yang terbukti memiliki kandungan antioksidan. “Langkah pengembangan ini harus didukung dengan edukasi kepada khalayak agar lebih paham akan manfaat tanaman-tanaman tesebut. Misalnya saja mengenai produk coklat, jika dikonsumsi dengan tepat maka baik bagi kesehatan hati, tapi bukan dengan mengkonsumsi produk coklat yang ada pasaran saat ini yang umumnya tinggi kandungan gula,” imbuhnya.

Langkah mempopulerkan tanaman obat dan tanaman fungsional bagi kesehatan di masa pandemi Covid-19 juga dilakukan pemerintah Jepang kepada warganya. Seperti yang disampaikan oleh Rika Terano dari Tokyo Agriculture University. Menurutnya pandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi sektor pertanian Jepang. “Sektor pertanian di Jepang tidak hanya memperoleh pemasukan dari hasil menjual produksi pertanian saja, tapi juga dari pariwisata pertanian. Dan semenjak pandemi Covid-19 melanda, maka jumlah wistawan yang mengunjungi lahan-lahan pertanian anjlok hingga 90 persen,” jelasnya.

Sementara itu Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember mengapresiasi kerja keras dan komitmen panitia yang mampu mewujudkan ICALS 2020. “Salut atas kerja keras semua pihak, walau dalam kondisi pandemi Covid-19 namun tetap dapat menggelar ICALS yang keempat. Hal ini sekaligus meneguhkan komitmen Universitas Jember dalam memajukan dunia pertanian Indonesia,” kata Iwan Taruna. Kegiatan ICALS 2020 terselenggara berkat kerjasama antara Fakultas Pertanian, Program Pascasarjana, PUI Biotin serta proyek 4 in 1 IsDB Universitas Jember. (mok)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.