
Kediri - Gelombang demo menolak Omnibus Law juga terjadi di Kota dan Kabupaten Kediri, Kamis (8/10/2020). Bahkan massa demo di depan Gedung DPRD Kota Kediri sempat membuat kericuhan dengan menjebol pintu gedung wakil rakyat tersebut disertai lemparan batu hingga beberapa kaca jendela pecah.
Demo di depan Gedung DPRD Kota Kediri dimulai pukul 09.00 WIB. Massa pendemo adalah mahasiswa dari sejumlah kelompok seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Aksi di tempat ini sempat diwarnai aksi dorong. Namun akhirnya mereka ditemui tiga anggota dewan dari Partai Demokrat, Gerindra dan PKS. Setelah menandatangani kesepakatan dengan anggota dewan, akhirnya mereka membubarkan diri.
Demo gelombang kedua sekitar 30 menit kemudian, datang massa mahasiswa dari PMII dan GMNI. Berbeda dengan kelompok mahasiswa sebelumnya, PMII dan GMII demo di pintu gedung DPRD sebelah selatan. Sekitar pukul 12.30 WIB, demo ricuh.
Massa mahasiswa menjebol gerbang DPRD. Mereka juga melakukan pelemparan batu ke arah polisi, Brimob dan Satpol PP. Tiga kaca gedung dewan pecah. Pintu gerbang sebelah selatan tersebut rusak. Namun demikian petugas yang berjaga tidak melakukan perlawanan, hanya bertahan dan memukul mundur massa, tidak sampai terjadi baku pukul.
Aksi lempar bantu berlangsung sekitar 10 menit. Terkait kericuhan tersebut, akhirnya Kapolres setempat berdiskusi bersama anggota dewan. "Ini kami telah memberi imbauan kepada massa untuk membubarkan diri, dan mereka juga meminta pengawalan kita saat nanti meninggalkan lokasi. Alhamdulillah massa baru saja membubarkan diri secara teratur," jelas Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana, Kamis (8/10/2020).
Sementara ratusan pekerja yang menamakan diri Sor Terob dari seluruh Kabupaten Kediri menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor DPRD Kabupaten Kediri. Mereka membawa puluhan sound sytem yang diangkut dengan kendaraan pikap dan truk.
Pekerja Sor Terob merupakan gabungan dari komunitas pekerja seni, penyewaan tenda, dan sound sytem, serta artis penyanyi yang biasa tampil pada acara hajatan. Mereka memprotes larangan hajatan yang menampilkan keramaian oleh Pemkab Kediri. Mereka mengaku semenjak pandemi Covid 19, pekerja Sor Terob mengaku telah kehilangan mata pencaharian.
Ratusan massa masih berdatangan dari seluruh Kabupaten Kediri dengan titik kumpul di depan Kantor DPRD Kabupaten Kediri di Jalan Sukarno Hatta. Karena massa membeludak, Jalan Sukarno Hatta ditutup untuk lalu lintas umum. (gos)