22 April 2025

Get In Touch

Tolak Pembangunan Klinik, Warga Perumahan Mulyosari Wadul DPRD Surabaya

Tolak Pembangunan Klinik, Warga Perumahan Mulyosari Wadul DPRD Surabaya

Surabaya - Proses pembangunan klinik mata di kawasan Perumahan Mulyosari Mapan diprotes warga sekitar. Pasalnya pembangunan klinik tersebut dibangun di kawasan cluster perumahan bukan cluster komersil.

Perwakilan warga RT 04 Mulyosari, Tantra Lingga mengaku sudah mengajukan keberatan sejak dibangun dari tahun lalu dan telah mencoba mengadu ke beberapa dinas terkait.

“Tapi kesulitan dan umumnya dinas terkait mengatakan karena SKRK (Situasi Keterangan Rencana Kota) sudah keluar. Karena jika SKRK keluar akan menjadi acuan. Maka segala sesuatu yang dikatakan dinas terkait adalah kami mengikuti aturan karena sudah keluar SKRK,” ujarnya saat ditemui selesai hearing, Rabu (14/10/2020).

Tantra mengatakan ketakutan akan dibangunnya klinik tersebut adalah dampak yang ditimbulkan dari masyarkaat luar yang sakit dan berobat ke klinik tersebut, lalu lahan parkir, dan kondisi lalu lintas.

“Yang paling tidak menyenangkan buat masyrakat itu akan memberikan efek sakit penyakit, lalu limbahnya bagaimana plus ditambah jumlah bangunan yang mereka ambil itu mereka pakai semua. Tidak ada ruang untuk yang dikatakan oleh dinas cipta karya seperti ruang terbuka hijau, sama sekali tidak ada nempel tembok dengan tembok,” jelasnya.

Warga hanya meminta untuk dikembalikan fungsinya sebagai perumahan. Sebab kalau untuk kegiatan komersial di depan sudah terdapat ruko.

“Posisinya komplek perumahan kami merupakan komplek bervariasi, tapi kami lebih cari rumah sakit. Karena lokasi perumahan sudah punya prevensi untuk langsung ke rumah sakit,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi C, Baktiono mengatakan bahwanya warga perumahan komplek Central Regensi menolak berdirinya klinik dalam klaster perumahan.

“Mereka membelinya dari pengembang yang bahkan tidak ada pembangunan lain selain rumah, karena di luar pintu gerbang sudah dijanjikan, yaitu area perdagangan dan juga untuk fasilitas lainnya,” ujarnya.

Baktiono menjelaskan ada beberapa point yang menjadi protes warga antara lain terdapat supermarket. Sebab dapat menganggu aktivitas warga, karena warga ingin mendapat ketenangan tidak terganggu aktifitas apapun.

“Di samping itu juga, semua lahannya dibangun habis lantai 3 dan area perparkirannya tidak tersedia, tidak ada. Padahal dalam Amdal lalin, itu harus tersedia minimal tempat atau area untuk parkir pasien yang berobat di sana,” ujarnya.

Untuk sementara Baktiono merekomendasikan dihentikan terlebih dahulu proses pembangunannya. Nanti akan diundang kembali untuk mencari solusinya. Agar yang sudah mengantongi izin tidak dirugikan dan kalau terjadi warga bisa menerima manfaat.

“Pemberhentiannya masih belum tahu, nanti kita undang kembali. Rencananya minggu depan. Kalau dijadikan perumahan warga tidak keberatan,” pungkasnya. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.