
Kebutuhanvaksin yang begitu banyak sulit terpenuhi dari luar sehingga perlu pengembanganvaksin secara mandiri. Transfer teknologi menjadi strategi jangka pendekpenyediaan vaksin Covid-19.
KepalaLembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa diperlukanvaksinasi, paling tidak untuk 173 juta penduduk Indonesia untuk menciptakankekebalan populasi (herd immunity).
Apalagi,jika diperlukan dua kali suntikan vaksin maka kebutuhan vaksin akan menjadisekitar 346 juta ampul vaksin. "Itu merupakan jumlah yang banyak.Kebutuhan vaksin tersebut tidak mungkin bisa terpenuhi dari luar sehingga perlupengembangan vaksin secara mandiri," katanya seperti dikutip Antara,Rabu (14/10/2020).
Eijkmanmengembangkan vaksin dengan platform subunit protein rekombinan. Antibodi yangdihasilkan setelah vaksinasi akan bekerja untuk mencegah terjadinya penempelanvirus pada sel manusia, dan pelepasan materi genetik virus ke dalam selmanusia.
"Kitamelihat kapasitas produksi vaksin baik dunia maupun di Indonesia seberapa besarkarena kapasitas produksi di dunia pun hanya kurang lebih separuh dari jumlahpenduduk dunia hanya sekitar tiga miliar vaksin untuk tujuh miliarpenduduk. Nah, tentunya melihat situasi seperti ini Indonesiatidak bisa tergantung pada luar negeri," ujarnya.
Adapun PTBio Farma melakukan transfer teknologi dan mendukung kemandirian bangsa dalammemproduksi vaksin Covid-19 sebagai strategi dalam penyediaan vaksin Covid-19bagi masyarakat Indonesia.
"Kamipunya strategi jangka pendek, yang mana kami melakukan transfer teknologiproses hilir dan untuk capacity building [pembangunan kapasitas] dari mitra,kami kerja sama dengan Sinovac China, Coalition for Epidemic PreparednessInnovations (CEPI)," kata Neni Nurainy, Divisi Penelitian dan PengembanganPT Bio Farma dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan danHarapan, Rabu (14/10/2020).
Sementarauntuk strategi jangka menengah dan jangka panjang, maka harus ada pengembanganvaksin dari proses hulu. Itu diperlukan untuk kesiapan Indonesia dankemandirian pengembangan sumber daya dalam mengembangkan vaksin Merah Putih.
Pengembanganvaksin dari proses hulu itu didukung dengan dibentuknya konsorsium vaksinCovid-19 nasional (Ant).