
Jember- Sejumlah dokter ahli di RSD dr Soebandi Jember mendiskusikan secara daring soal percepatan penanganan pandemi corona. Acara itu dikemas dengan tajuk Normal Bersama Covid-19. Yang menarik yakni presentasi dari dr Justina Evy Tyaswati yang mengulas tentang bagaimana menanggulangi tingkat stres pada penderita dan keluarga pasien covid19. Dokter Evy Justina menerangkan, berdasarkan data penelitian Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), terdapat masalah psikologis di era pandemi Covid-19 ada dua golongan yakni tidak ada masalah psikologis dan ada masalah psikologis.
"Untuk masalah psikologis ada 69 persen, sedangkan tidak ada masalah psikologis ada 31 persen. Namun didalam kategori tidak ada masalah psikologis didalamnya ternyata terdapat 68 persen mengalami cemas, 67 persen mengalami depresi dan 77 persen mengalami trauma psikologis," terang dr Evy Justina, Kamis (15/10/2020).
Kemudian dari data tersebut, juga ada yang mengalami depresi dan berpikir kematian. Penelitian itu diambil dari responden berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten dan 72 persen didiminasi kalangan perempuan. Dampak psikologis pandemi covid-19 antara lain, post trauma stres disorder, kelelahan, ketakutan pada infeksi, frustasi dan putus asa, cemas depresi, iritbel serta merasa terasing dan paranoid.
Dokter Evy Justin memiliki tips untuk mengurangi stres bagi penderita dan keluarga pasien termasuk bagi tenaga kesehatan antara lain ; dengan melakukan relaksasi fisik berupa tarik nafas dalam dan relaksasi otot progresif."Selanjutnya yakni Olah raga secara rutin, berpikir positif, mengucapkan pernyataan pernyataan positif tentang diri sendiri, keluarga, kehidupan," katanya.
Selain itu stres juga bisa ditangkal dengan cara mempertahankan dan meningkatkan hubungan interpersonal, mempertahankan dan meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga dengan kasih sayang, rasa hormat dan
saling menghargai dalam keluarga. Membangun jaringan sosial dalam memenuhi kebutuhan dasar di antaranya pangan, sandang, dan papan juga penting dalam upaya menghindari stres.
"Bagaimana penerimaan pasien dan keluarga setelah terkonfirmasi covid19, stres juga dialami tenaga kesehatan juga. pada prinsipnya, penyakit mental atau stres itu kompleks dan tidak dapat terlihat, siapa saja bisa alami, dan tidak bisa dipresdiksi. Masing-masing individu akan bersikap berbeda masalah yang dihadapi. Kita semua harus tahu, bahwa fungsi mental itu terkait dengan fungsi mental dan pikiran. kemudian ada gejala dan tanda-tnda subyektif, serta tidak jelas adanya struktur jaringan, baik darah maupun lainnya nampak normal saja. Penyebab gangguan mental ada dua yakni biologi dan psikologi dan kondisi sosial," terangnya.
Dalam diskusi tersebut juga mengangkat soal Rapid tes dan PCR sebaai penunjang diagnosa Covid-19 yang disajikan oleh dr Binar Rahma Utami, juga dr Muhammad Afiful Jauhani yang menerangkan soal Potensi Penularan cOVID-19 dari Jenazah.
Seminar daring dibuka oleh Plt Bupati Jember KH A Muqit Arief yang menekankan saat ini Jember yang terpenting yakni melakukan pendisiplinan menjalankan protokol kesehatan dalam percepatan pencegahan dan penanganan covid19. Hingga saat ini, di Jember yang terkonfirmasi positif covid yakni 963 kasus, kasus positif baru 15, masih dirawat 80 orang, sembuh baru 15 orang, pasien sembuh total 828 orang, total meninggal 55 orang dan kasus suspek 42 orang. (mok)