
KEDIRI (Lenteratoday) -Meski hanya satu pasangan calon dalam Pilbup Kediri, Desember 2020 mendatang, bukan berarti masyarakat tidak perlu mengontrol atau mengritisi KPU. Terbukti puluhan orang yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Kediri dan Aliansi Penegak Demokrasi Bima Sakti, menggelar aksi demo di depan Kantor KPU Kabupaten Kediri, karena menuding ada salah satu komisioner penyelenggara Pilbup tersebut tidak netral.
Aksi terjadi, Rabu (21/10/2020), denganmembawa mobil yang memuat sound system, mereka berorasi dan mengumpat-umpatanggota KPU Kabupaten Kediri. Yang unik, mereka juga membakar arang dankemenyan serta menaburkan bunga tujuh rupa. Massa menantang Komisioner KomisiPemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kediri melakukan sumpah pocong karena dianggaptidak netral.
Massa meminta sumpah pocong kepada KPU sebagaipihak penyelenggara pemilihan dapat berlaku netral dan tidak terlibat politikpraktis hingga berbuat kecurangan yang berujung mencederai hasil pemilihan.
Seperti diketahui, Pilbup Kediri 2020 inihanya ada pasangan calon bupati dan wakil bupati tunggal, yaitu HanindhitoHimawan Pramono dan Dewi Mariya Ulfa. Pasangan ini diusung 9 parpol pemilik 50kursi di DPRD Kabupaten Kediri.
Tomi Ariwibowo, Koordinator Aksi mengatakan,sumpah pocong dilakukan untuk membuktikan bahwa KPU sebagai penyelenggaradapat berlaku adil dan netral.Menurutnya, tindakan kecurangan bisa terjadi mengingat dalam pemilihan bupatidan wakil bupati Kediri tahun ini hanya memunculkan satu pasangan calon ataucalon tunggal.
"Ya, hari ini kita datangi kantor KPUuntuk menyumpah pocong mereka. Kita akan lihat, dalam sumpah pocong ini, merekaberani apa tidak. Jika tidak, berarti ada indikasi perbuatan kecurangan yangtelah dilakukan oleh mereka," ujar Tomi kepada wartawan.
Namun di sini, lanjut Tomi, KPU yang diwakilioleh Komisioner Anwar Ansori, nyatanya tak berani untuk dilakukan sumpahpocong. Diharapkan kepada KPU dapat berlaku adil, netral, dan tidak melakukankecurangan di Pilbup Kediri kali ini sehingga didapat suara yang sah, sehinggamenghasilkan sosok kepala daerah yang benar-benar diinginkan masyarakat.
Sementara itu, Anwar Ansori, Komisioner DivisiTeknis Penyelenggaraan KPU Kabupaten Kediri mengatakan bahwa dirinya tak maudisumpah para pengunjuk rasa, lantaran dirinya bersama jajaran KPU lainnyatelah melakukan sumpah secara resmi saat pelantikan jabatan sebagai anggota KPUKabupaten Kediri.
"Saya kira saya tak perlu menanggapisumpah dari mereka ini. Mengingat saya sendiri sebelumnya telah disumpah secaraagama yang sah saat pelantikan jabatan beberapa bulan lalu," terang AnwarAnsori seraya menyatakan, KPU hingga detik ini terus berupaya berbuat adil dannetral dalam setiap tahapan pilkada yang saat ini masih terus berlangsung.
Anwar mencontohkan beberapa tahapan yangmerupakan tindakan adil serta netral yang telah dilakukan KPU, seperti membukapendaftaran dari jalur perseorangan yang dianggap wujud KPU dalam memfasilitasimasyarakat dan memunculkan calon lain dalam Pilkada Kabupaten Kediri 2020. Jugamemperpanjang masa pendaftaran dari jalur partai politik, lantaran saat itu hanya memunculkan satupasangan calon.
"Dengan kami buka masa pendaftaranperpanjangan, kami memfasilitasi partai politik apakah dengan munculnya calontunggal keputusan dapat diubah atau tidak. Dan ternyata tidak ada perubahan danKPU selaku penyelenggara tetap melanjutkan tahapan berikutnya, yakni melakukanpenetapan satu pasangan calon," terang Anwar Ansori.
Menyangkut rekomendasi parpol untuk pasangancalon yang diusung parpol, Anwar Ansori mengatakan bahwa itu bukanlah urusanatau ranah KPU, melainkan ranah parpol. "Jadi saya tegaskan, KPU akanterus berusaha berbuat netral hingga tahapan pilkada dinyatakan telahselesai," pungkas Anwar.
Usai berorasi dan mengumpat-umpat anggota KPUKabupaten Kediri, masa melanjutkan aksinya ke Kantor Bawaslu Kabupaten Kediri.(gos)