
KEDIRI (Lenteratoday) - Gereja Santo Yoseph Kediri mengadakan saresehan dengan tema Peran Ormas Kota Kediri dalam Membumikan Nilai Keberagaman untuk Menyongsong Indonesia Maju, Minggu (25/10/2020). Yang menarik sebagai narasumber dari lintas agama, yakni, Wlikota Kediri Abdullah Abu Bakar, yang notabene baragama Islam.
Sebagai narasumber Walikota Abu Bakar membeberkan fakta keberagaman di Kota Kediri. Di mana dari jumlah penduduk siang 287.409 jiwa, di malam hari naik menjadi 3 juta, tergolong kota cukup padat.
Tampak hadir dalam acara ini, FKUB Kota Kediri, Pendeta Romo Karyono, Pendeta Romo Hardo Iswanto, Pendeta Romo Jauhari, Romo Keuskupan Paroki Santo Yosef, Ketua Pemuda Katolik Pusat yang diwakili oleh Bendahara Umum Ardi Susanto dan anggota Pemuda Katolik Cabang Kota Kediri.
“Setelah dibreakdown berdasar agama; Islam 207.714 jiwa, Katolik 6.360 jiwa, Protestan 16.446 jiwa, Hindu 221 jiwa, Budha 1.104 jiwa dan lainnya 105 jiwa. Kemudian pengelompokkan penduduk berdasar usia juga beragam. Lalu kalau kita dalami lagi di Kota Kediri, mulai tahun 1998 itu ada namanya Paguyuban Antar Umat Beragama, kalau kita cek kedalamannya lagi akhirnya kita mendapatkan bahwa di Kota Kediri ini memang harmonis sekali,” ujar Walikota Abu Bakar.
Lebih lanjut, menurut walikota keharmonisan di Kota Kediri terujud berkat adanya komunikasi melalui Paguyuban Antar Umat beragama (PAUB) yang terbentuk sejak 1998. Hal ini kemudian dijadikan referensi pemerintah pusat untuk menjadi Forum Kerukukan Umat Beragama (FKUB) pada tahun 2004.
FKUB Kota Kediri, sebelum pendemi Covid-19, rutin mengadakan silaturahmi sebulan sekali. Setiap pertemuan, selalu berdiskusi dan bila ada suatu masalah segera dicari solusinya. Selain pertemuan rutin, FKUB Kota Kediri juga saling berkunjung setiap perayaan hari besar agama anggota, seperti Natal, perayaan Cap Go Meh, doa bersama saat hari jadi Kota Kediri, silaturahmi dengan warga Papua yang ada di Kota Kediri dan lainnya.
“Sekarang ini zamannya kolaborasi, harus bersama-sama membangun kota. Karena yang bisa menjadikan maju Kota Kediri warga kotanya sendiri, dimana terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Kebersamaan ini harus dijaga, kita rajut bersama, pikir sama-sama, semuanya jadi indah dan berjalan baik dan semuanya ada solusi. Ini kuncinya di Kota Kediri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik Provinsi Jawa Timur Agatha Retnosari mengatakan bahwa penting sekali untuk lebih fokus dan memberi arah serta bimbingan mengenai penggunaan teknologi bagi kaum muda, anak-anak dan perempuan.
“Di samping itu, saya juga berpesan kepada semuanya untuk selalu manfaatkan jejaring yang sudah ada, selalu bekerjasama dengan semua pihak agar bisa bersama-sama membangun kesejahteraan warga Kota Kediri,” tuturnya.
Narasumber terakhir Ketua Komisariat Cabang Pemuda Katolik Kota Kediri Regina Suwono juga mengatakan bahwa komunikasi dan juga inkulturisasi penting dalam gereja guna merangkul semua golongan. Namun hal itu juga berlaku bagi semua agama. Lalu yang tak kalah penting, kaderisasi meningkatkan sumber daya unggul dengan guna meningkatkan kemampuan intelektual dan terutama meningkatkan toleransi. Kaum muda juga bisa dikatakan ujung tombak dan jangan netral.
“Pesan saya untuk anak-anak muda tidak boleh main aman atau netral, karena anak muda punya karakteristik. Anak muda memiki idealis tinggi dan masih berapi-api. Harus berani menentukan sikap. Contohnya saat ada isu-isu yang sedang berkembang sebagai anak muda harus menentukan sikap, apakah setuju atau sebaliknya dan harus disertai dengan alasan atau substansi yang jelas,”ujarnya.
Selain Walikota Kediri, Ketua Komisariat Cabang Pemuda Katolik Kota Kediri, dan Ketua Komda Pemuda Katolik Agatha Retnosari yang menjadi narasumber ada juga Ketua KNPI Kota Kediri Reza Darmawan dan Ketua Banser Kota Kediri Gus Wazid. Sebelum kegiatan sarasehan tersebut, ada pelantikan kepengurusan Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Kediri Periode 2020-2023 dan Walikota Kediri sebagai saksi.(gos)