
MALANG (Lenteratoday) - Calon Bupati Malang, Sanusi menawarkan pupuk organik cair bio altaf kepada para petani, apabila ia kembali diamanahi menjadi bupati. Kata Sanusi, pupuk ini mampu menambah tingkat produktivitas hasil tani hingga 50 persen.
"Bibitnya akan dikasih dari dinas pertanian. Ini saya bersama dinas pertanian lagi berinisiasi melakukan percobaan dengan pupuk bio altaf. Bubuk ini nanti ada tambahan bubuk organik bisa meningkatkan produksinya sampai 50 persen," katanya.
Nantinya petani tidak diwajibkan untuk membayar pupuk tersebut. Tetapi, apabila hasil padi berhasil melebihi jumlah panen pada umumnya, akan dilakukan pembagian hasil.
"Ini sistim barter. Jadi nanti kalau sampean habis panen nanti ditimbang. Misal tanahnya sampean sak hektar oleh 8 ton, kalau dikasih bio altaf nanti jadi 12 ton. Nek pancet 8 ton tidak bayar. Kalau dapat 12 ton, 2 tonnya bagi hasil," ujar pria yang lekat disapa Abah Sanusi ini.
Cabup asli kelahiran Malang ini mengatakan jika saat ini Pemkab Malang sudah melakukan uji coba di Banjar Arum, Singosari. "Kemarin normalnya sudah 14 ton, sekarang tanam lagi ditambahi bio altaf. Jadi pakar menjamin nanti hasilnya ada 20 ton nanti. Lek gak nyampai 20 ton tidak usah bayar," tambah Sanusi.
Menanggapi usulan tersebut, Mustiko, sekretaris Kelompok Tani Sri Sedono Wiloso, Kabupaten Malang memberikan apresiasi atas hibah pupuk organik tersebut. Ia berharap dengan adanya pupuk bio altaf dapat memberikan dampak yang signifikan pada petani.
Ia menilai, saat ini Pemkab Malang di bawah pimpinan Sanusi cukup mengalami banyak peningkatan, baik infrasrtukrur, sarana dan pra sarana penunjang pertanian yang ada di dusun. Oleh karena itu hal ini dapat menjadikan suatu acuan Ini pemerintahan yang patut dukung kembali, agar progam yang belum tercapai dapat diprioritas era kedepan.
"Utamanya untuk petani ini sangat diprioritaskan. Karena untuk ketahanan pangan kita fokus diproduksi padi jadi nanti pemerataan pembenihan pengadaan pupuk nanti bisa dipermudah biar bisa meningkatkan kemakmuran petani yang ada di desa," pungkasnya. (Sur)