19 April 2025

Get In Touch

Bank Sampah "Semanding Berseri" Kabupaten Blitar Serap 1/2 Ton Sampah Sebulan

Bank Sampah
Bank Sampah "Semanding Berseri" di Dsn Semanding, Ds Banggle, Kec Kanigoro, Kab Blitar dan contoh produk hasil daur ulang sampah. (Ais)

BLITAR (Lenteratoday) - Sampah yang tidak berharga dan menjadi masalah bagi lingkungan, tidak berlaku bagi warga Dusun Semanding, Desa Banggle, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Karena sampah justru bisa menambah penghasilan, serta membantu mencukupi kebutuhan fasilitas kampung mereka.

Melalui Bank Sampah "Semanding Berseri" yang dibentuk sejak 2014 silam, ibu-ibu warga RT 3/RW9 Dusun Semanding berhasil mengolah dan memanfaatkan berbagai jenis sampah menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga.

Disampaikan Ketua Bank Sampah "Semanding Berseri", Nur Fadilah awal berdiri jumlah nasabah atau warga yang menyetorkan sampah dan menyimpan uang hasil penjualannya hanya sekitar 46 orang. "Sekarang jumlah nasabahnya sudah sekitar 200 orang, warga dari 3 RW di Dusun Semanding," ujar Nur saat ditemui di lokasi bank sampah, Minggu (1/11/2020).

Ide awalnya dari ibu-ibu Dusun Semanding setelah mengikuti Lomba Desa Bersih dan Lestari pada 2015, kemudian difasilitasi oleh perangkat Desa Bangle Yusuf Efendi. Hingga akhirnya digunakan rumah mantan Ibu RT 3/RW 9 yaitu Bu Masriatin menjadi lokasi Bank Sampah sampai sekarang.

"Awalnya untuk menarik minat ibu-ibu, digunakan sistem arisan sambil menyetorkan sampah dari rumah atau lingkungan sekitarnya. Tapi sekarang, arisannya berhenti banyak yang pilih menyetorkan sampah saja," ungkap Nur.

Jenis sampah yang diterima bermacam-macam, kardus, sak semen, kertas, kaca, plastik keras, kertas olahan, semua jenis plastik, almunium dan lainnya. Sampah campuran dari warga dipilah, kemudian ditimbang sesuai jenisnya. "Harganya berbeda-beda sesuai jenis sampah, serta harga dari pengepul yang mengambilnya," tutur Nur.

Misalnya sampah campur diharga Rp 2.000 per kg, termahal sampah kemasan snack yang sudah dipotong-potong per kg bisa mencapai Rp 35.000. Hasil penjualan sampah tidak langsung diberikan, tapi disimpan dan diambil ketika mendekati Lebaran atau awal bulan puasa.

"Itulah kenapa dinamakan Bank Sampah, karena uang nasabah disimpan atau ditabung dulu. Setahun sekali menjelang Lebaran, baru diambil untuk tambahan memenuhi kebutuhan Lebaran. Sampah jadi kue Lebaran, sampah jadi baju Lebaran atau sampah jadi uang untuk Lebaran," tandasnya.

Sedangkan sampah yang disetorkan oleh warga, biasanya sebulan sekali diambil oleh pengepul yang datang tanggal 20 tiap bulannya. Jumlah sampah yang disetorkan oleh warga bisa mencapai hampir 500 kg atau 1/2 ton, serta menghasilkan uang senilai Rp 800.000 lebih.

"Ini omzet dari sampah, belum lagi omzet dari produk olahan sampah plastik. Seperti keranjang, tas, dompet, kostum bahan daur ulang dan lainnya. Dengan harga mulai Rp 15.000 sampai Rp 1,2 juta untuk 1 set meja kursi dari Ecobrick, yaitu botol plastik bekas yang diisi sampah anorganik. Kalau ramai ketika musim karnaval, bisa mencapai jutaan," beber Nur.

Namun sejak pandemi Covid-19, juga berpengaruh terhadap harga beli dari pengepul yang sempat anjlok hingga Rp 1.000 per kg. Mulai April - September 2020. Namun mulai Oktober 2020 ini, harga beli sudah normal kembali sekitar Rp 2.000 - Rp 2.500 per kg sampah campur.

Adapun keuntungan dari bank sampah, yaitu selisih dari harga beli pengepul dan beli.dari warga. Termasuk penjualan produk daur ulang, sebagian juga digunakan untuk kepentingan kampung. Seperti membeli pot untuk penghijauan, membeli bibit tanaman dan lainnya.

Kini Bank Sampah "Semanding Berseri" sudah meyandang predikat Mandiri dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sejak 2019 lalu. Bahkan meraih penilaian tertinggi se-Jawa Timur dan mendapat hadiah kendaraan roda 3.

Sayangnya meskipun sudah banyak produk yang dihasilkan dari hasil daur ulang, namun masih terkendala pemasaran. Selama ini hanya mengandalkan bazar, pameran atau tamu yang dibawa Dinas LH Kabupaten Blitar. "Kami belum bisa memasarkan secara online, karena terkendala tenaga marketing online. Kami berharap ada dukungan untuk pemasaran online, sehingga produk kami semakin dikenal dan cepat laku," tutup Nur yang mengaku dalam setahun omzet penjualan produk hanya sekitar Rp 1-2 juta saja.(ais)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.