23 April 2025

Get In Touch

Presdir Freeport: Kami Tambang Tembaga, Bukan Tambang Emas

PRODUKSI - Aktivitas produksi tambang PT. Freeport Indonesia (Foto: Ist/SP)
PRODUKSI | Aktivitas produksi tambang PT. Freeport Indonesia (Foto: Ist/SP)

TIMIKA (Lenteratoday) - Kontrak Karya (KK) Freeport telah berakhir di tahun 2018 dan berganti menjadi Izin Usaha Pertambagan Khusus (IUPK) hingga tahun 2041.

Laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerangkan juga menegaskan, dengan terbitnya IUPK, maka PTFI akan mendapatkan kepastian hukum dan kepastian berusaha dengan mengantongi perpanjangan masa operasi 2 x 10 tahun hingga 2041, serta mendapatkan jaminan fiskal dan regulasi. PTFI juga akan membangun pabrik peleburan (smelter) dalam jangka waktu lima tahun.

Menyikapi pertanyaan publik terkait produksi tambang Freeport, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menegaskan bahwa sejak beroperasinya Freeport di Indonesia hingga mendapat KK dan berganti menjadi IUPK, Freeport hanya menambang tembaga.

“Jadi bahan tambang utama yang ditambang oleh Freeport itu sesuai dengan Kontrak Karyanya dan sekarang IUPK, itu yang diberikan adalah tembaga dan mineral yang terkandung di dalamnya,” terang Tony dalam Dialog Publik “Cerita Tambang,” melalui YouTube IDN Times, Selasa (17/11).http://www.seputarpapua.com

Tony kembali menegaskan, bahan utama yang ditambang adalah tembaga. Sedangkan mineral ikutannya adalah emas dan perak. Tapi jumlah terbesarnya adalah tembaga.

“Jadi kalau dikatakan tambang apa, kita adalah tambang tembaga. Makanya kotanya namanya Tembagapura,” terangnya.

Dijelaskan Tony, dalam 1 ton bijih yang ditambang terdapat kandungan sekitar 1 persen tembaga, 1 gram per ton emas dan perak sekitar 4 gram per ton.

“Jadi memang tambang tembaga dan ada emas, tapi cadangannya besar sekali. Sehingga kalau dihitung dari jumlah cadangan tembaga, kita adalah salah satu yang terbesar di dunia. Kalau jumlah bijih emas yang tergantung dalam bijih tembaga tersebut, kita nomor satu di dunia,” tandasnya.

Tony menyebut, sejak tahun 1992 hingga 2018, kontribusi ekonomi dari Freeport Indonesia kepada Negara Indonesia, sebesar 20 milyar USD atau sekitar 280 trilyun rupiah.

“Kedepannya sampai tahun 2041, diperkirakan akan sekitar 40 milyar dolar atau sekitar 560 trilyun (rupiah),” tutur Tony.

Menurut Tony, keberaradaan Freeport di Papua berkontribusi sangat besar. Lembaga Penelitian Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2018, seperti yang dikatakan Tony, bahwa PTFI berkontribusi 67 persen terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mimika.

“Dan sekitar 34 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Papua,” pungkasnya.(ST1)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.