
MADIUN (Lenteratoday) - Jalur kereta api Madiun - Slahung, Ponorogo yang sudah lama tidak aktif berpotensi untuk kembali diaktifkan. Reaktifasi jalur yang sudah ada sejak jaman penjajahan ini mengacu hasil penelitian Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI). Dari penelitian yang dilakukan sejak awal tahun 2020 tersebut diharapkan dapat menghidupkan potensi ekonomi di Madiun dan Ponorogo.
Direktur Utama PPI, Amirulloh mengatakan bahwa penelitian dosen-dosen PPI tersebut sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Meski rel kereta jalur Madiun - Slahung sudah banyak yang tertutup aspal, namun reaktifasi dinilai lebih mudah dan menghemat biaya dibanding dengan membangun mulai dari nol.
"Menurut kami itu memberikan dampak signifikan untuk masyarakat," ujar Amir di Lobby Sun Hotel, Kamis (19/11/2020).
Amir menjelaskan, apabila reaktifasi rel lintas sepanjang 58,345 Km terwujud dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat sekitar. Dari segi ekonomi bukan hanya mengembangkan wisata di Kota Madiun namun juga memudahkan akses dari terminal barang Ponorogo.

"Akses titik awalnya dari Kota Madiun karena Daop 7 berpusat di Stasiun Madiun. Saya berharap ini segera terwujud meski investasi kereta api tidak murah," imbuhnya.
Walikota Madiun, Maidi mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun mendukung penuh terhadap reaktifasi rel dengan luas 981.412,2 Km. Selain sejalan dengan pembangunan wisata pemkot, reaktifasi tersebut juga menghidupkan kembali sejarah Madiun tempo dulu.
"Itu potensi,kalau bisa dioperasionalkan. Itu bisa sejarah buat anak-anak. Saya gak mau bentuknya bis, saya maunya seperti kereta d Jepang," jelas Maidi saat sambutan.
Maidi menilai bahwa keadaan lintasan rel dan jembatan Madiun - Slahung, Ponorogo masih 70 persen. Terkait realisasi pembangunan, dia hanya menunggu dari pihak Dirjen Perkeretaapian.
"Rel masih hidup, jembatan masih utuh, renovasi tidak begitu mahal. Mudah-mudahan tidak ada gangguan yang lain," tandasnya. (Ger)