
[JAKARTA] Lenteratoday -Ganda putri andalan Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengaku sangat bangga sekaligus bersyukur karena bisa meraih gelar juara pada ajang Yonex Thailand Open 2021 yang diselenggarakan di Impact Arena, Bangkok.
Pada laga final Greysia/Apriyani menaklukkan pasangan tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dalam dua gim dengan skor 21-15, 21-12 dalam waktu 52 menit.
“Ini sungguh luar biasa bagi kami berdua. Kami berterima kasih kepada Tuhan. Kami bersyukur karena memiliki kesempatan untuk berada disini (Thailand Open) dan memenangkan kejuaraan ini,” kata Greysia dikutip dari laman PBSI.
Sepanjang pertandingan, Greysia/Apriyani yang merupakan unggulan kelima itu bertarung dengan gigih dan penuh semangat. Meski persaingan kedua pasangan itu amat ketat, namun penampilan Greysia/Apriyani terlihat sangat siap dan maksimal.
Tak heran, pasangan Thailand unggulan ketujuh itu pun akhirnya menyerah dan bertekuk lutut.
“Kami datang dengan fokus, siap untuk pertandingan ini dan ingin memberikan yang terbaik. Kami bisa mengambil poin demi poin hari ini. Seperti yang saya katakan sejak awal, kami hanya ingin menang,” ujar perempuan yang baru melepas masa lajangnya Desember lalu itu.
Hasil pertandingan itu tak hanya menjadi kemenangan pertama bagi Greysia/Apriyani di turnamen pembuka setelah vakum akibat pandemi Covid-19, tetapi juga sekaligus merupakan kemenangan pertama mereka dalam kelas Super 1000.
“Akhirnya kami sampai di ujung dan memenangkan gelar. Selama pandemi, kami tidak pernah berhenti berlatih. Kami sangat menginginkan ini. Terima kasih Thailand karena telah mengadakan turnamen ini,” ungkap Greysia.
“Soal kemenangan ini, sungguh, kami tidak bisa berkata-kata,” tambah Apriyani.
Koreksi diri
Sementara itu, Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal meraih gelar juara pada ajang Yonex Thailand Open 2021.
Dalam pertandingan babak final di Impact Arena, Bangkok, Minggu, Praveen/Melati ditaklukkan oleh pasangan tuan rumah Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 3-21, 22-20, 18-21.
“Kami sedikit kecewa. Selama permainan, kami tidak bisa mengubah nasib kami dan itulah yang kami sesali. Ini adalah hasilnya. Kami harus melakukan banyak koreksi untuk masa depan,” kata Melati dikutip dari laman PBSI, Minggu (17/1/2021).
Sejak awal permainan, Praveen/Melati memang kerap tertinggal. Mereka bahkan kalah telak pada gim pertama dengan kedudukan 3-21. Keduanya pun mengakui banyak melakukan kesalahan sendiri selama bertanding.
Sementara itu, Puavaranukroh/Taerattanachai terus bermain gigih sepanjang pertandingan. Meski kalah pada gim kedua, namun pasangan unggulan pertama itu cepat bangkit untuk memperbaiki keadaan.
Penampilannya yang sangat agresif pada gim ketiga akhirnya membawa mereka menjadi juara turnamen level Super 1000 tersebut (Ant).