16 April 2025

Get In Touch

Harga Sayur di Kota Madiun Naik Drastis

Salah satu pedagang sayur PBM, Sumarno(37) ketika sedang melayani pembeli. (Foto:Ger)
Salah satu pedagang sayur PBM, Sumarno(37) ketika sedang melayani pembeli. (Foto:Ger)

MADIUN (Lenteratoday) - Harga sayur di Kota Madiun naik drastis. Pemicunya adalah curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan tanaman sayur banyak terserang hama, dan pasokan sayur menjadi terlambat.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Besar Madiun (PBM), Sumarno (37) mengatakan bahwa kenaikan harga sayur sudah terjadi dalam sepekan. Hal ini menyebabkan angka pembeli semakin menurun.

"Harga naik kubis, buncis, timun, rawit, kentang. Kubis biasanya Rp. 6 ribu sekarang Rp. 8 ribu. Timun biasanya Rp. 4 ribu sekarang jadi Rp. 9 ribu. Buncis biasanya Rp. 6 ribu sekarang jadi Rp. 11 ribu. Yang tinggi cabe rawit, sebelumnya Rp. 30 ribu sekarang jadi Rp. 62 ribu," jelas Marno kepada Lenteratoday, Selasa (26/01/2021).

Sumarno menilai bahwa sepinya pengunjung bukan hanya karena harga sayur yang naik, tetapi dampak PPKM yang memasuki tahap kedua. Selain itu, masyarakat banyak yang kuatir terhadap Covid-19 sehingga takut untuk belanja ke PBM. Belum lagi beberapa waktu lalu PBM sempat lockdown selama seminggu.

"Kalau masalah pembatasan jam menurut saya pengaruh ke pembeli. Karena kalau PKL jam jualan dibatasi, secara otomatis pembelinya sedikit. Sehingga kami pedagang sayur juga sepi karena PKL jarang beli sayur akibat dagangannya belum laku," kata Sumarno.

"Menurut saya lebih baik jamnya tetap normal yang penting tetap menerapkan protokol kesehatan," harapnya.

Namun, ada beberapa sayur yang mengalami penurunan harga. Yakni sawi hijau, sawi putih dan tomat. Sawi hijau dan sawi putih yang sebelumnya Rp. 7 ribu menjadi Rp. 4 ribu. Sedangkan tomat sebelumnya Rp. 10 ribu menjadi Rp. 6 ribu.

"Saya penjual ngikuti dari tengkulak. Kalau sana naik ya saya ikut naik. Sana turun saya ikut turun harganya. Semenjak seminggu harga naik, pembeli jadi berkurang drastis. Apalagi musim corona seperti ini banyak yang tutup padahal dagangan juga belum laku," imbuhnya.

Salah seorang pembeli di pasar, Mulan (33) mengaku sedih karena harga sayur yang naik. Sehingga dia harus mengganti menu sayur dengan menu lainnya.

"Dalam 2 minggu ini sayur segar harganya naik, khususnya sayur hijau seperti kubis, kangkung dan lain-lain. Biasanya satu ikat Rp 2 ribu sekarang Rp 5 ribu. Mau gak mau menu sayurnya dihilangkan, tapi ya pilihannya gak banyak. Paling cuma telur," kata Mulan.

Sementara itu, kepala bidang Ketahanan Pangan Kota Madiun, Sumini mengatakan bahwa kenaikan harga sayur masih tergolong normal karena cuaca hujan yang ekstrim.

"Kalau musim hujan seperti ini memang harga sayur naik itu sudah rutin bertahun-tahun. Karena tanaman sayur kalau musim hujan malah banyak hama penyakit dan busuk," jelas Sumini.

Sumini menyarankan agar masyarakat dapat membeli sayur kepada pekarangan pangan lestari (P2L). Dimana P2L merupakan kelompok binaan yang ada disetiap kelurahan.

"Harga di P2L gak mahal. Karena mereka binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKKP). P2L itu tanam sayur sendiri, jadi gak kuatir harga pangan mahal," tandasnya. (Ger)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.