
[JAKARTA] Lenteratoday -Asosiasi Federasi Olimpiade Musim Panas Internasional (ASOIF) menyebutkan bahwa penundaan Olimpiade Tokyo selama satu tahun menyebabkan kerugian finansial pada 28 federasi Olimpiade lokal di seluruh dunia.
Kendati terdampak secara keuangan, namun ASOIF meyakinkan bahwa federasi Olimpiade masih bisa bertahan dari kebangkrutan jika seandainya Olimpiade Tokyo batal tahun ini.
"Kami semua berkomitmen untuk menyelenggarakan Olimpiade tahun ini," kata Direktur Eksekutif ASOIF Andrew Ryan kepada Reuters, Kamis (28/1/2021).
Olimpiade 2020 mengalami jadwal ulang ke bulan Juli 2021 setelah tertunda karena wabah virus corona. Isu penyelenggaraan kembali menghangat setelah muncul kabar adanya pembatalan karena pandemi memburuk.
"Tapi jika yang terburuk terjadi (pembatalan) tentu saja federasi akan menderita. Beberapa anggaran harus keluar. Tapi pada umumnya federasi tidak akan menyatakan diri mereka bangkrut," pungkas Ryan.
Semua federasi Olimpiade menerima sejumlah besar uang setiap pertandingan, yang berdasarkan ukuran dan popularitas olahraga mereka.
Model pendanaan Komite Olimpiade Internasional (IOC) terbagi menjadi lima kelompok.
Olahraga top seperti atletik, senam, dan renang menerima sekitar Rp563 miliar di grup A, sementara olahraga yang lebih kecil seperti pentathlon modern dan olahraga Olimpiade baru seperti rugby dan golf mendapat sekitar Rp147 miliar juta di grup E.
Karena penundaan Olimpiade, suntikan dana tersebut juga ikut tertunda selama satu tahun (Ant).