20 April 2025

Get In Touch

Pemkot Surabaya Pastikan RS Khusus Covid-19 Tak Dibuka Jika Warga Tidak Setuju

Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat berdialog dengan pedagang dan pemilik apartemen Cito Mall Surabaya, terkait penolakan RS Khusus Covid, Rabu (10/2/2021).
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat berdialog dengan pedagang dan pemilik apartemen Cito Mall Surabaya, terkait penolakan RS Khusus Covid, Rabu (10/2/2021).

SURABAYA (Lenteratoday) - Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana memastikan RS Darurat covid-19 milik Siloam tidak akan beroperasi jika tidak mendapat persetujuan dari pedagang, penghuni appartemen cito mall Surabaya.

“Tadi saya sudah mensyaratkan kalaupun ini (RS Darurat) harus buka, maka tetap harus ada persetujuan warga sekitar, seperti penghuni tenant dll. Itu harus diselesaikan. Kalau tidak ada penyelesaian, saya tidak akan buka. Prinsipnya itu,” ujarnya saat melakukan sidak di RS Darurat, Rabu (10/2/2021)

Whisnu membenarkan bahwa memang pada awalnya Pemkot Surabaya meminta agar Surabaya miliki rs khusus covid-19 sendiri. Hal ini dilakulan sebab, pada waktu dua minggu lalu, BOR (Bed bed occupancy rate) ICU di UGD penuh 100 persen.

“Waktu awal iya. karena kan dua minggu lalu BOR kita ICU kita 100 persen. Awal Januari itu. Saya kehilangan dua lurah saya bersama istrinya. Itu meninggal di UGD karena menunggu ICU,”paparnya.

Ada beberapa hal yang memang belum sesuai dengan aturan, karena RS Darurat khusus covid-19 berbatasan langsung dengan apartemen dan mall maka harus ada penyekat yang tegas antar keduanya.

“Nah kan saya bilang, batasnya tegas. dinding kalu bicara tegas itu dinding. Bukan partisi. Saat ini belum layak karena memang belum buka.Saya kecewa kalau kayak gitu,” ujarnya.

Untuk rencana kedepan, lanjut Whisnu akan memfasilitasi pertemuan antara pihak pedagang, penghuni apartemen mall cito surabaya dengan RS Siloam.

“Nah itu tugas mereka (siloam). kalau mereka siap, kami akan undang kami siapkan betul. bener enggak warganya sepakat. Bisa jadi kalau sosialisasi itu kan bisa dipilih wqrganya. Tapi kalau mereka laporan ke kita, 'Pak ini warga sudah setuju', ya udah tak liat nanti warganya. Tak undang semua warga biar ngomong semua. Mudah saja,” jelasnya.

Whisnu kembali menegaskan tidak akan memberikan izin buka, jika tidak ada kesepakan antara warga.

“Kalau mau tetap buka, sosialisasi.
Toh kita tidak akan memberikan izin. kalau tidak ada sosialiasi dll. Warga harus dipahamkan, warga harus dipahamkan, warga harus diajak keliling bahwa ini aman. Monggo. Iytu bagian dari usaha mereka,” pungkasnya. (ard)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.