
SURABAYA (Lenteratoday) – Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur meminta Bank jatim untuk menerapkan pelayanan transaksi berbasis digital dan elektronik. Hal itu sebagai upaya agar Bank Jatim terus berkembang dan semakin besar.
Ketua Komisi C DPRD Jatim, Hidayat menandaskan bahwa di antara penerapan teknologi berupa fasilitas untuk transaksi elektronik, seperti kartu e-toll. Hidayat mengatakan, sekarang ini e-toll sudah menjadi kebutuhkan semua yang memiliki kendaraan roda empat. Sebab transaksi pembayaran toll sudah menggunakan elektronik.
“Misalnya e-toll, kita masih pakai (bank) yang lain, padahal sekarang, itu menjadi kebutuhan wajib anggota Dewan, e-tollnya ini luar biasa. Bank Jatim harus masuk di situ, sehingga betul-betul Bank Jatim ini beradaptasi terhadap perkembangan digital yang sangat luar biasa,” tandasya.
Selain e-toll, politisi partai Gerindra ini juga meminta Bank Jatim merambah pada e-money. Di mana, saat ini transaksi jual beli sudah banyak menggunakan e-money seiring dengan makin maraknya pasar online atau marketplace. Bank Jatim diharapkan bisa merambah pada aplikasi pembayaran secara digital, ini sebagai upaya untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Senada dengan Hidayat, anggota Komisi C DPRD Jatim, Agung Supriyatno juga mengatakan, pengembangan Bank Jatim ke arah elektronik dan digital harus dilakukan. “Kita sampaikan menyangkut semua harus berbasis elektonik. Contoh saja kartu bank, dan fungsi dari kartu Bank Jatim masih kalah dengan bank lain,” tandasnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mencontohkan e-toll. Di mana, sudah banyak bank-bank lain yang kartunya bisa digunakan untuk pembayaran toll. Bahkan, kartu bank lain itu juga bisa digunakan untuk belanja. Sementara, kartu dari Bank Jatim masih belum bisa digunakan untuk keperluan tersebut.
“Masih kalah dengan bank lain. Padahal, transisi dari yang konservatif ke elektronik, termasuk e-money itu sangat dibutuhkan. Harapan Komisi C, peluang seperti itu bisa diambil alih oleh Bank Jatim, apalagi Bank Jatim sebagai bank daerah, dari sisi asset juga besar. Harapan kami Bank Jatim intervensi ke ranah itu, keseluruhan dari peluang peluang itu bisa dimaksimalkan,” tandasnya.
Kemudian, lanjut Agung, fasilitas seperti mesin anjungan tunai mandiri (ATM) juga perlu diperbanyak lagi. Sebab, jika dibandingkan dengan bank lain, jumlah mesin ATM milik Bank Jatim masih sangat sedikit. Bahkan, nasabah Bank Jatim di daerah tertentu masih menggunakan mesin ATM milik bank lain untuk melakukan transaksi.
Komisi C menyadari, transisi ke elektronik dan digital ini membutuhkan modal. Meski demikian, kata Hidayat, modal bukan menjadi masalah besar. “Harus investasi dan Bank Jatim uangnya banyak. Artinya untuk kepentingan itu saya kira ini harus bisa dan tidak ada masalah. Target harapan kita minimal 2 tahun ke depan harus bisa seimbang, bisa sepadan dengan bank umum lainnya,” tandasnya.
Agung juga menyampaikan, belanja modal dalam rangka transisi ini tidak dapat dielakkan. Namun, dalam melakukan investasi, dalam hal ini belanja modal, tentunya sudah ada perhitungan matang sehingga nantinya bisa menghasilkan keuntungan lebih besar.
“Kalau belanja modal untuk motivasinya mengembangkan layanan, kenapa tidak. Bayangkan, kita mengeluarkan sekian dan mendapatkan keuntungan sekian. Saya yakin Bank Jatim ini punya itung-itugan mengeluarkan sekian dan mendapat masukan sekian. Kalau semua berbasis elektronik dan bisa mengekspansi beberapa lini dan profitabilitasnya bertambah kenapa tidak kita ambil? kan Bank Jatim punya uang, tinggal bagaimana kecerdasan Bank Jatim melakukan akselerasi berbagai peluang itu dimaksimalkan,” tendas politisi asal Tuban ini.
Sementara itu, perbaikan pelayanan dan juga fasilitas dari Bank Jatim sudah banyak dinantikan para nasabahnya. Yoga Ardiwratama, salah satu nasabah Bank Jatim di Surabaya mengharapkan Bank Jatim mampu memberikan fasilitas seperti bank bank lainnya. “Selama ini kartu ATM Bank Jatim hanya bisa digunakan untuk mesin ATM saja. Sedangkan mesin ATM sendiri juga jarang,” katanya.
Dia berharap, Bank Jatim mampu menghadirkan kartu yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari pembayaran e-toll hingga pembayaran ketika belanja di mini market. Satu lagi yang menjadi harapan Yoga, yaitu adanya aplikasi yang bisa memudahkan transaksi melalui ponsel.
Sementara itu, Ferdian Timur Graha, Direktur Keuangan Bank Jatim, mengatakan bahwa pihaknya telah merancang berbagai program agar mampu meningkatkan pertumbuhan Bank Jatim. “Kami optimis potensi Jatim besar dan kami targetkan tumbuh 10 %, ini lebih tinggi dari tahun 2020,” katanya. (ufi)