23 April 2025

Get In Touch

Wali Kota Madiun Harap KRPL Jadi Budaya di Tengah Pandemi

Walikota Madiun, Maidi saat memamerkan hasil panen dari KRPL Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun,Jumat(26/02/2021). (Foto:Ger)
Walikota Madiun, Maidi saat memamerkan hasil panen dari KRPL Kelun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun,Jumat(26/02/2021). (Foto:Ger)

MADIUN (Lenteratoday) - Wali Kota Madiun, Maidi berharap agar kawasan rumah pangan lestari (KRPL) menjadi budaya di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut untuk mengantisipasi harga sayur yang tidak stabil dan cenderung meroket.

Maidi menjelaskan bahwa KRPL biasa disebut sebagai pekarangan pangan lestari (P2L). KRPL merupakan merupakan teknik bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan sempit yang ada di sekitar rumah. Dengan harapan akan meningkatkan ketersediaan pangan berupa sayur yang beragam.

"Apalagi kan ditanam sendiri di rumah. Jadi bisa lebih higienis, apalagi kalau perawatannya bagus bebas pestisida," jelas Maidi saat melakukan panen sayur KRPL Kelurahan Kelun, Jumat (26/02/2021).

KRPL dapat dilakukan secara kolektif di setiap kelurahan atau secara pribadi dengan memanfaatkan lahan di rumah masing-masing. Penanaman juga tidak terpaku menggunakan media tanah, tetapi dapat menggunakan hidroponik yang cenderung lebih cepat masa panennya.

Secara umum penanaman organik dan hidroponik memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Dimana media tanah lebih memakan banyak tempat dan rawan terserang hama. Namun lebih terjangkau dibandingkan dengan hidroponik.

Sedangkan hidroponik lebih hemat tempat karena menggunakan pot kecil yang bertingkat.Dan lebih hemat air dan pupuk yang efisien. Namun kekurangannya diharga alat dan nutrisi tanaman yang mahal.

"Kalau bingung, bisa nanti dapat pendampingan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian," imbuhnya.

Saat ini pelaksanaan KRPL/P2L dilakukan menggunakan aset lahan daerah yang telah diijinkan Dinas terkait. Dimana setiap kelurahan memiliki Demonstration Plot (Demplot) seluas 150 m² yang digunakan untuk menanam sayur.

"Kalau semua punya sayur sendiri, gak bingung. Tinggal beli lauknya. Lebih murah untuk bertahan hidup sehari-hari. Nek sayure turah-turah iso didol (Kalau sayurnya lebih-lebih, bisa dijual). Wes sehat, entuk duit pisan.(Sudah sehat, dapat pemasukan juga)," pungkasnya.

Pelaksanaan KRPL/P2L sesuai dengan tujuan Kementerian Pertanian. Dimana pemanfaatan pangan untuk rumah tangga sesuai sumberdaya lokal, pemberdayaan masyarakat dan merupakan pertanian berkelanjutan.(Ger)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.