
SIDOARJO (Lenteratoday) - Dalam rangka pencegahan dan pengurangan resiko akibat bencana, Polresta Sidoarjo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Serbaguna Polresta Sidoarjo, Kamis (25/03/2021).
FGD tersebut hadir berbagai elemen membahas berbagai langkah pencegahan dan kesiapsiagaan. Mereka juga mempelajari apa saja yang perlu dilakukan dalam langkah pencegahan tersebut.
Wakapolresta Sidoarjo AKBP Deny Agung Andriana saat membuka FGD menyampaikan bahwa deteksi dini terhadap bencana, khususnya terkait langkah pencegahan dan kesiapsiagaan pengurangan resiko bencana harus melibatkan semua unsur hingga tingkat desa. Para kades juga diharapkan menjadi sektor penggerak membangun kesadaran masyarakat, agar turut serta mewujudkan kesiapan resiko bencana.
"Bencana dapat terjadi kapan saja, dampaknya juga bermacam-macam. Hal ini dapat kita antisipasi dengan mengetahui lebih awal apa saja langkah pencegahannya serta bagaimana kesiapsiagaan kita menghadapi bencana," ujar AKBP Deny Agung Andriana.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo Dwidjo Prawito menjelaskan siklus penanggulangan bencana secara garis besar terdapat empat fase. Antara lain fase pencegahan dan mitigasi (pra bencana) melalui upaya memperkecil dampak negatif bencana. Fase Kesiapsiagaan dengan merencanakan bagaimana menanggapi bencana.
Kemudian saat terjadinya bencana ada fase tanggap darurat, melalui upaya memperkecil kerusakan yang disebabkan oleh bencana. Serta berikutnya adalah apa yang harus dilakukan pasca bencana terjadi, yang dikenal dengan fase pemulihan. Bagaimana mengembalikan masyarakat ke kondisi normal.
Perlu diketahui juga , Kabupaten Sidoarjo mengalami musibah banjir terus menerus selama musin hujan ini. Kecamatan yang terdampak banjir di antaranya, Candi, Sidoarjo, Porong, dan Tanggulangin. Banjir menggenangi permukiman warga dan jalan desa. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20 hingga 40 centimeter. (ang)