
SURABAYA (Lenteratoday) - Vaksin yang diproduksi oleh Univesitas Airlangga Surabaya saat ini masih dalam tahap uji klinis terhadap hewan. Rencananya dua bulan setelah melakukan uji klinis, bulan Oktober atau November vaksin sudah bisa dimanfaatkan dengan status pemanfaatan tertentu.
“Hari ini kita diskusi dengan BPOM Prof Nyoman, Prof Fedik (tim peneliti Unair) dan assesment dengan teman-teman BPOM,” ujar, Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Mohammad Nasih
Nasih menjelaskan, pada tanggal 9 April yang lalu telah menyuntikan pertama pada hewan. Untuk hewannya sendiri diambil dari Amerika sebab hewan di Indonesia belum ada yang transgenik.
“Jadi ada hewan ysng khusus. Di Indonesia belum ada yang memproduksi atau membudidayakan itu. Ya, iklim riset di kita masih begini, jadi tidak mudah. Sedangkan di Amerika, China sudah siap sejak awal, infrastruktur dan lain lain mereka siapkan. Kita disini kan belum itu, standartnya harus internasional,” jelasnya.
Nasih menambahkan bahwa memang ada sedikit kendala yakni pertama mendatangkan hewan dari Amerika, sebab dibutuhkan dua bulan. Karena ketika hewan tersebut sampai di Jakarta haris dikarantina terlebih dahulu.
“Sehingga bayangan kita dulu tanggal 15 maret itu bisa mulai ternyata harus mundur di 1 April. 1 April hewannya masih di karantina di kepabeanan Jakarta dan belum bisa dipakai. Baru bisa dipakai selesaikan persoalan administrasi. Karena hewan pun harus masuk karantina biar nggak nyebar penyakit yang lain, karena ini hewan yang khusus, Uji coba dilakukan kerja sama dengan biotis di Gunung Sindur, Jabar,” ujarnya.
Vaksin ini nantinya diharapkan bisa digunakan untuk mutasi virus Covid lainnya. Jadi nantinya vaksin ini bukan lagi untuk sisi kanan dan kiri jadi berada di tengah.
“Ini dari ceritanya, katanya kita sudah milih untuk strain yang mendekati sisi kiri, sisi kanan. Jadi bukan lagi A atau B. Sehingga untuk mutasi baru pun kami insyaallah kena, untuk yang diawal (virus) pun bisa. Katanya begitu, katanya prof Fedik. Jadi mereka sudah milih stain tengah tengah yang bisa mencover, kanan oke kiri oke, katanya begitu,” katanya.
“Yang awal awal kan di strain A, kemudian sekarang dipilih D atau E saya lupa. Tapi insyaallah ke kiri oke ke kanan oke. Katanya pak Fedik begitu,” pungkasnya. (Ard)