24 April 2025

Get In Touch

Kajian BMKG: Skenario Terburuk di Jatim, Gempa M 8,7 & Tsunami 30 Meter

Kajian BMKG: Skenario Terburuk di Jatim, Gempa M 8,7 & Tsunami 30 Meter

JAKARTA (Lenteratoday)- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan skenario terburuk gempabumi di Jawa Timur mencapai M 8,7. Ada juga potensi tsunami hingga 30 meter. Kajian ini diharapkan diantisipasi dengan berbagai persiapan dan kewaspadaan.

"Nah ini khusus Jawa Timur ini kita lihat pada grafik di sebelah kanan memang terjadi lonjakan. Di tahun 2021 ini memang meningkat untuk wilayah Jatim dan itulah yang perlu segera kita siap siagakan segera. Bukan berarti pasti akan ada gempa, tidak kami tidak ada kepastian, cuma ada tren peningkatan kejadian gempa-gempa kecil yang biasanya mengawali gempa besar," ujar Dwikorita dalam acara webinar kajian dan mitigasi gempabumi dan tsunami di Jawa Timur pada, Jumat (28/5/2021).

Dia mengingatkan kalau di Jawa Timur terjadi lonjakan gempabumi beberapa waktu belakangan.

Dari sekian ratus kali gempabumi, dia menjelaskan ada zona yang kosong alias seismic gap. Zona-zona kosong itu dikhawatirkan lantaran belum melepaskan energi sebagai gempa.

"Inilah yang kami jadikan skenario kita ambil kemungkinan magnitudo tertinggi ini juga berdasarkan kajian dari Pusat Studi Gempa Nasional kemungkinan M 8.7, dan itu yang menjadi dasar skenario untuk memprediksi kemungkinan terjadinya tsunami berapa ketinggian gelombang, kapan waktu datangnya, dan jarak masuknya berapa. Sehingga kami melakukan pemetaan bahaya tsunami juga," katanya.

Eks rektor Universitas Gadjah Mada itu mengungkapkan, ada sembilan kejadian gempabumi merusak sejak 1936 hingga 1972. Kekuatan gempabumi itu merusak lantaran intensitas guncangan mencapai VII.

"Itu sangat kuat. Artinya kalau masa lalu sudah pernah terjadi ini kemungkinan masih bisa terjadi dalam waktu-waktu ke depan. Inilah yang kita sedang bersiap-siap karena di Jatim itu juga ada zona-zona patahan aktif yang ada di situ patahan aktif Kendeng, Pasuruan, nah zona-zona ini mohon pemerintah daerahnya perlu mewaspadai Probolinggo, ini juga RMKS di sekitar Rembang sampai ke Madura ini," ujar Dwikorita.

Kemudian, lanjut dia, tsunami pernah terjadi sebanyak enam kali di Jawa Timur. Kali terakhir terjadi pada 2 Juni 1994 di pesisir pantai selatan Jawa Timur, termasuk Banyuwangi.

Dari sejarah maupun data yang terekam, Dwikorita menjelaskan BMKG menyusun simulasi dan pemodelan secara sistematis perihal potensi tsunami Jawa Timur. Hasilnya adalah potensi tiinggi maksimum berada di Kabupaten Trenggalek mencapai 26-29 meter. Sementara waktu tiba tercepat di Kabupaten Blitar selama 20-24 menit.

BMKG, menurut Dwikorita, juga melakukan pemetaan terhadap kabupaten yang berpotensi mengalami genangan tinggi akibat tsunami..

"Kami juga melakukan verifikasi ke lapangan, jadi terima kasih sekali ibu gubernur, aparat pemerintah daerah sangat siap juga sigap, dan smart. Nah ini kami selalu bersama di lapangan, bahkan didampingi tokoh ulama," ujar Dwikorita.

"Apa yang kita lihat bersama, dari kesiapan aparat, memang sudah siap ibu. Terus terang kami bangga. Tidak banyak BPBD yang sesiap di Jatim dan juga bupatinya atau walikotanya itu sangat peduli, sangat peduli, kami berterima kasih," tutupnya. (ist)

Kabupaten di Jatim yang berpotensi mengalami genangan tinggi akibat tsunami:

Pantai Teluk Sumbreng Trenggalek: 22 Meter (maksimal)
Pantai Popoh Tulung Agung: 30 Meter (maksimal)
Pantai Muncar Banyuwangi: 18 Meter (maksimal)
Pantai Pancer Banyuwangi: 12 Meter (maksimal)
Pantai Teluk Pacitan: 22 Meter (maksimal)
Pantai Pasirian Lumajang: 18 meter (maksimal)
Pantai Tempursari Lumajang: 18 meter (maksimal)

Sumber: BMKG

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.