
JAKARTA (Lenteratoday) - SKK Migas menyambut baik kerjasama antara PT Pandawa Prima Lestari (PPL) dengan Group of Development, Technologies dan Construction Companies (GDTC). Terlebih lagi, mereka mendeklarasikan diri sebagai investor yang mengembangkan proyek ekonomi hijau, energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan dalam konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim.
Sekretaris SKK Migas, Taslim Z Yunus menyampaikan hal itu saat menyaksikan penandantanganan Nota Kesepahaman antara kedua belah perusahaan di kantor SKK Migas, Jakarta, pekan lalu.
Penandatangan dilakukan oleh HEH Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour - Diplomat Investor and the Chairman and the President of GDTC dan J.D.C Buddy Beer selaku President & General Manager dari PT Pandawa Prima Lestari. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Dwi Djoko Winarno dari PT. Kaliori Engineering selaku mitra GDTC Internasional di Indonesia.
Harapannya Nota Kesepahaman ini segera ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak dengan suatu program pengembangan WK Wain yang memperhatikan lingkungan.
“Tuntutan global yang mengedepankan energi hijau tidak selayaknya menempatkan industri hulu migas Indonesia pada kegiatan yang harus dijauhi. Sebab dalam melaksanakan kegiatan, industri hulu migas Indonesia mewajibkan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik, mewajibkan KKKS menanam pohon pada daerah aliran sungai dan kawasan operasi, serta yang terakhir adalah mewajibkan zero flaring. Kami mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan penggunaan energi yang efisien demi masa.depan bangsa," ujar Taslim
PT. Pandawa Prima Lestari yang merupakan KKKS sangat mendukung program SKK Migas untuk mencapai produksi minyak 1 (satu) juta BOP per hari dan gas 12 (dua belas) milyar SCF per hari di tahun 2030. Hal itu sejalan dengan program kecukupan dan ketahanan energi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. PPL melihat bahwa kerjasama senilai Rp 2,25 Triliun dengan GDTC merupakan kesempatan untuk merealisasi dukungan ini.
GDTC yang memiliki visi Green Energy melihat nilai strategis dari Blok Wain yang dikelola PPL. Selain karena Gas adalah bahan bakar terbersih diantara bahan bakar fosil lainnya, GDTC juga mempertimbangkan lokasi Blok Wain yang berdekatan dengan lokasi Ibu Kota baru Indonesia dan Refinery Unit 5 yang sedang melaksanakan Refinery Development Master Plan (RDMP). Kedekatan lokasi ini meningkatkan daya saing gasp produksiBlok Wain untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi Ibu Kota baru dan Refinery Unit 5.
Sementara itu, Buddy Beer mengatakan bahwa investasi tersebut akan digunakan untuk membiayai program pengembangan Lapangan Karamba dan Mentawir. Dengan investasi ini diharapkan dapat berproduksi sebesar 100 - 120 juta SCF per hari pada tahun 2023. "dan diharapkan dapat menjadi kontribusi kami kepada Ketahanan Energi Nasional melalui pemenuhan kebutuhan Refinery Unit 5 akan gas bumi yang akan meningkat setelah RDMP selesai pada tahun 2023," tutur Buddy Beer.
Di pihak lain, H.E. the Honorable Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengaku antusias dalam proyek ini. "Saya senang sekali bisa menjadi bagian dari program untuk mendukung Indonesia yang sesuai dengan visi GDTC International," kata dia. (swi)