
SURABAYA (Lenteratoday) – Pemprov Jatim mendorong percepatan realisasi investasi senilai Rp 9,1 triliun oleh Maroko. Investasi tersebut akan dibagi pada beberapa proyek yang ada di Jatim.
Dorongan ini disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menerima kunjungan Konsulat Kehormatan Maroko, Jamal Ghozi di Gedung Negara Grahadi, Rabu (9/6/2021). Khofifah menjelaskan bahwa kedatangan konsulat kehormatan Maroko ini sebagai kelanjutan dari MoU yang dilakukan dengan Group of Development Technologies and Construction Companies (GDTC) Maroko beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa GDTC sempat ke Probolinggo untuk melihat secara langsung rencana investasi Pelabuhan di Probolinggo. Selain itu juga ada enam titik lainnya seperti Ponorogo, Ngawi, serta Surabaya. “Maka yang dilakukan Pemprov Jatim adalah mendorong kemungkinan dari percepatannya,” tutur Gubernur Khofifah setelah melakukan pertemuan dengan Konsulat Kehormatan Maroko.
Khofifah menjelaskan bahwa untuk investasi di Probolinggo akan diperuntukkan pada pengembangan pelabuhan. Pengembangan tersebut masuk dalam lampiran Perpres 80 tahun 2019. Nilai investasi awalnya mencapai Rp 2,1 triliun.
Investasi juga akan dilakukan untuk pembangunan tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi). Sementara di Ponorogo, rencana investasi dilakukan untuk pengembangan destinasi wisata berbasis budaya yang diarahkan bisa masuk ke geopark.
Investasi tersebut akan dikerjakan oleh BUMD di bawah Pemprov Jatim. Misalnya PT JGU yang akan mengerjakan pengembangan Puspa Agro senilai Rp 1,7 triliun, PDAB yang memegang pengerjaan pengembangan JIPPE senilai Rp 347 miliar. Kemudian ada PT Waskita Bumi pembangunan sebagai pemegang pembangunan tol Krian Legundi senilai Rp 2,4 triliun, PT Trans Jawa untuk proyek pembangunan tol Pasuruan Probolinggo senilai Rp 1,5 triliun, dan pengembangan PT Kasa Husada senilai Rp 300 miliar.
“Ini masih di posisi awal. Prioritasnya yang mana nilainya berapa itu bisa diketahui setelah Perjanjian Kerja Sama (PKS),” tutur Khofifah.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Jatim Aris Mukiyono menambahkan, rencana investasi ini ditandai dengan MoU yang sudah dilakukan saat bulan Ramadan lalu. Selanjutnya, Bulan Juni ini GDTC akan kembali ke Jatim untuk melakukan PKS. Namun, khusus untuk beberapa proyek yang ditangani BUMD Jatim, sebelumnya akan paparan lebih dulu ke Gubernur Jatim.
“Kita berharap ketika tim GDTC datang ke Jatim lagi dengan membawa realisasi investasi, maka itu akan menjadi nilai positif bagi Jatim. Setidaknya dengan nilai awal Rp 9,1 triliun,” pungkas Aris. (ufi/adv)