
SURABAYA (Lenteratoday) - Sebanyak 219 Pasien positif covid-19 hasil dari penyeketan di Suramadu saat ini sedang mendapat perawatan dari Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya. Bagi mereka dinyatakan positif covid-19 tentu menjadi beban mental tersendiri. Untuk itu, pihak RSLI terus berupaya untuk memberikan pendampingan psikologi.
Konsultan Media Kejiwaan RSLI, Dr Kadek Ratna memaparkan bahwasanya mereka yang terkonfirmasi positif covid-19 hasil penyekatan di Surmadu memang memiliki psikis yang beda. Sebab banyak dari mereka mengaku stress setelah dinyatakan positif.
“Pasien dari Madura memang belum siap untuk diisolasi karena tidak merasa dirinya sakit. banyak yg mengeluh stres jadi lebih emosi, merasa ditangkap,” ujarnya, Selasa (15/6/2021).
Penurunan psikis mereka, lanjut Kadek, bisa mempengaruhi imunitasnya sehingga kalau terjadi seperti itu, penanganan juga akan lebih lama.
“Banyak nakes yang melaporkan, bahwa mereka (pasien dari Madura) lebih mudah emosi, mengeluh jadi sulit tidur, cemas, ingin pulang bertemu keluarga,” paparnya.
Untuk itu, untuk mengembalikan psikis mereka, Kadek melakukan beberapa cara, salah satunya dengan wawancara, lalu dengan memberikan treatment.
“Treatmenya itu tergantung keluhan masing-masing dari para pasien. Jika ada yang mengeluh susah tidur, tiba-tiba mengalami berdebar-debar padahal tidak ada riwayat sesak bisa diartikan itu ceman. Jadi ya treatmennya memberika obat anti cemas,” ujarnya.
“Memang ada beberapa pasien yang mengalami ganguan psikisnya juga berat. Jadi keluhanya itu skisnya stres lalu gejalanya ke fisik,” tambahnya.
Biasanya jika memang secara psikis bisa ditangani, kondisinya tubuhnya akan cepat stabil. Untuk itu, pentingnya mendiagnosis sejak awal apa yang terjadi.
“Ada beberapa memang yang sudah terjadi. Jadi kita tangai kita kasih obat. Biasanya cepet stabilnya. Karena memang sesaknya dari psikis. Itulah pentingnya menggali diagnosisnya,” pungkasnya.(And)