10 April 2025

Get In Touch

KKG Inklusi Kota Kediri Bikin Inovasi Pengembangan Individual Permudah Belajar Daring

Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar (kanan) menerima cindera mata dari rombongan PKK Samarinda.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar (kanan) menerima cindera mata dari rombongan PKK Samarinda.

KEDIRI (Lenteratoday)- Kelompok Kerja Guru (KKG) Inklusi mengakui pengajaran melalui aplikasi zoom mengakui perbedaan metode pengajaran dengan luring. Menyikapi hal ini, sebanyak 80 guru pendidik khusus yang tergabung dalam (KKG) Inklusi Kota Kediri membuat inovasi pada Program Pengembangan Individual selama daring.

Pembelajaran daring sudah berjalan selama 1 tahun lebih di seluruh lembaga pendidikan. Begitu juga sekolah dengan kelas inklusi yang ada di Kediri. Seperti diungkapkan Harita Candra Sari, 28, Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Inklusi Kota Kediri sekaligus Guru Inklusi SMPN 1 Kediri.

“Siswa kami beri salinan materi terlebih dahulu untuk dipelajari bersama orangtua. Nanti ketika kelas pembelajaran daring akan dibahas kembali,”jelasnya. Tiap materi akan diulang sampai 5-6 kali hingga siswa paham. Dibandingkan pembelajaran tatap muka, diakui Candra siswa lebih mudah mengingat.

Ia dan Guru Pendidik Khusus lainnya mengampu Kelas Program Pengembangan Individual (PPI) yang menjadi kelas tambahan untuk siswa inklusi setelah mengikuti kelas umum. Saat masih kegiatan belajar luring, Guru Inklusi akan bertemu siswanya pada jam akhir sekolah.

“Biasanya mulai jam 2 siang. Jadwalnya 3 kali tatap muka dalam sepekan. Tiap kelas durasi 1 jam,” jelas Ketua KKG Inklusi Kota Kediri tersebut. Isi program dan pengelompokan kelas disesuaikan kebutuhan dan latar belakang siswa. Pada pembelajaran luring tingkatan sekolah dasar, siswa inklusi akan didampingi 1 guru pendamping di kelas untuk membantu memahami materi lebih sederhana.

Kelas PPI tidak hanya mengulang dan menyederhanakan penyampaian materi di kelas umum. Pelatihan emosional, pembiasaan, dan komunikasi juga menjadi fokus utama capaian program. Candra mengatakan, hadirnya orangtua mendampingi siswa saat belajar daring cukup jadi pertolongan pertama.

“Karena anak berkebutuhan khusus ini harus melihat dan merasakan agar ingatan lebih kuat, maka perlu adanya ekstra pendampingan dari orangtua selama pembelajaran,” jelasnya. Selain itu, ia juga menggunakan alat peraga penunjang ketika sekolah daring. Inovasi metode PPI ini juga dilakukan serentak di sekolah inklusi yang ada di Kota Kediri.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan, tujuan adanya kelas Inklusi di Kota Kediri sebagai bentuk pemenuhan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal ini merujuk pada Program Sekolah Ramah Anak. “Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini,” ujar Mas Abu.

Ditambahkan, saat pandemi dimana  pembelajaran dilakukan secara daring, anak-anak istimewa ini tentu juga perlu treatment khusus. Pemkot Kediri telah menyiapkan sumber daya tenaga kependidikan, psikolog dan guru pendidik khusus. Program ini dijalankan mulai tahun ajaran 2017-2018 oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri dan memberikan pembekalan Guru Pendidik Khusus selama 2 tahun.

“Dinas Pendidikan selalu koordinasi dan mengawasi progress bimbingan yang dilakukan guru di sekolah,” Ujar Marsudi Nugroho, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri. Adanya insentif untuk Guru Pendidik Khusus Kota Kediri menjadi bentuk komitmen juga hadir dari Dinas Pendidikan Kota Kediri untuk sukseskan Sekolah Ramah Anak, menerima siswa inklusi tanpa diskriminasi. Karena mereka semua memiliki hak yang sama dengan kita. Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini. (gos)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.