
SURABAYA (Lenteratoday) -Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya kewalahan memenuhi permintaan plasma konvalesen.
Hal itu terjadi menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 di Bangkalan Madura. Berdasarkan catatan yang diperoleh Lenteratoday, antrian bisa mencapai 200 perharinya.
Kabag Pelayanan dan Humas PMI Surabaya dr. Martono Adi mengatakan banyaknya antrian tersebut antara lain disebabkan kurangnya pendonor plasma konvalesen.
“Tidak ada yg donor karena pasien kebanyakan dari luar Kota Surabaya. Di Surabaya sendiri penyintas Covid-19 sudah sulit karena kebanyakan dari mereka sudah sembuh,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (20/6/2021).
Proses pembentukan imunitas setelah vaksinasi juga salah satu kendala. Sebab mereka baru bisa mendonorkan plasmanya setelah dua minggu dilakukan vaksinasi.
“Karena mereka vaksin akhirnya ya untuk donor plasma konvalesnenya setelah vaksin kedua,” jelasnya.
Martono mengatakan antrian plasma konvalesen terjadi sejak satu bulan terakhir, terutama akibat banyaknya permintaan dari kasus yang lagi booming di Madura.
“Satu bulan antriannya. Lagi booming karena Madura banyak yg minta plasma konvalesen,” katanya.
Suasana tes antigen di Suramadu (Ard)
Martono mengajak seluruh masyarakat Surabaya untuk melakukan kegiatan donor plasma konvalesen. Karena satu orang pendonor plasma konvalesen bisa menghasilkan tiga kantong.
“Bagi mereka penyintas covid-19 yang belum melakukan vaksinasi diharapkan untuk bisa mendonorkan plasmanya terlebih dahulu,” ujarnya.
“Bagi yang telah melakukan vaksin kedua, kami harap bisa mendonorkan plsamanya dan darahnya karena ditempat (PMI Surabaya) sedang dilakukan pencegahan dan menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya (Ard).