22 April 2025

Get In Touch

Begini Cara Yayasan IDH dan PT Asal Jaya Tingkatkan Produktivitas Kopi di Malang

Jajang Slamet Sumantri saat memberikanpemaparan seberapa signifikan program pembinaan ekosistem berdampak pada petani kopi di Kabupaten Malang, pada Kamis (8/7/2021).
Jajang Slamet Sumantri saat memberikanpemaparan seberapa signifikan program pembinaan ekosistem berdampak pada petani kopi di Kabupaten Malang, pada Kamis (8/7/2021).

MALANG (Lenteratoday) – Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (Yayasan IDH) bekerja sama dengan perusahaan eksportir kopi nasional PT Asal Jaya membantu 15.000 petani kopi di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, untuk meningkatkan produktivitas kopi. Program dimulai pada 2016 hingga awal 2021 mencakup empat kecamatan, yakni Ampelgading,
Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit (AMSTIRDAM).

“Pada awalnya, kami melihat sistem budidaya kopi di empat kecamatan tersebut dilakukan dengan cara konvensional karena keterbatasan ilmu pengetahuan mulai dari pengelolaan lahan, teknik memetik kopi, dan pemasaran. Masing-masing petani melakukan dengan cara yang berbeda sehingga kopi yang dihasilkan tidak maksimal dan kualitasnya tidak seragam” kata Melati, Program Manager Commodities and Intact Forest Yayasan IDH.

Melati menjelaskan, pendekatan yang digunakan adalah pembangunan ekosistem terintegrasi di level kelompok petani kopi, yaitu pembentukan organisasi kelompok tani dan pelatihan serta kegiatan nyata di lapangan melalui kebun percontohan atau demo farm.

Model tersebut dapat direplikasi kelompok tani dengan mengembangkan intercropping atau sistem tumpang sari, seperti menanam vanili, jahe, pisang, termasuk ternak lebah yang
menghasilkan madu dan mempercepat penyerbukan kopi, juga ternak kambing dimana limbahnya jika dicampur dengan sisa kulit kopi dapat diolah menjadi pupuk untuk menghasilkan bibit kopi berkualitas.

“Diharapkan dengan pengembangan ekosistem ini selain akan mendapatkan biji kopi yang berkualitas tinggi. Petani kopi juga mendapatkan penghasilan tambahan untuk menghadapi fluktuasi harga kopi dan perubahan iklim dari hasil kebun non kopi, pengelolaan pupuk dan bibit kopi, penjualan madu dan hasil ternak kambing yang dikembangkan” terang Melati.

Haryanto, Direktur PT Asal Jaya mengatakan, “Kebutuhan memenuhi permintaan kopi untuk pasar luar negeri sangat tinggi sedangkan supply dari petani lokal khususnya di Malang masih sangat minim yakni 10% dari total kopi yang kami ekspor. Hal ini yang mendorong kami mengembangkan pertanian kopi lokal bersama dengan Yayasan IDH sehingga dapat memberikan dampak ekonomis dan keberlanjutan yang lebih baik bagi petani,” katanya.

Haryanto menambahkan kerja sama dilakukan dengan sistem co-funding (pendanaan bersama) untuk model pembinaan ekosistem di perkebunan kopi. Ini terintegrasi dengan pemberian kegiatan peningkatan kapasitas petani, mulai dari Good Agricultural Practices (GAP)-praktik pertanian baik, Good Manufacturing Practices (GMP) - praktik manufaktur yang baik, Access to Finance Practices (AFP) - akses pada praktik keuangan, membentuk gabungan kelompok tani yang disebut dengan Sustainable Agriculture Business Clusters (SABC) - Klaster Bisnis Pertanian Berkelanjutan dan melakukan kegiatan Farmer Driven Research (FDR) - demo farm pada kebun percontohan di masing-masing SABC serta pelatihan dan sertifikasi.

Pelatihan yang diberikan kepada petani juga mendapat dukungan dari Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) sebagai platform nasional untuk pemangku kepentingan sektor kopi di Indonesia. “SCOPI mendukung program peningkatan kapasitas petani di AMSTIRDAM melalui pelatihan praktik budidaya kopi yang baik dan berkelanjutan
dan teknik pasca panen berbasis pada kurikulum nasional berkelanjutan atau National Sustainability Curriculum

(NSC) yang penyusunannya telah difasilitasi oleh SCOPI bersama para anggota dan mitranya. Tentunya kami juga mendorong anggota SCOPI lainnya untuk melakukan inisiatif serupa. Untuk mewujudkan kopi berkelanjutan, seluruh aktor di rantai pasok kopi perlu bergotong-royong karena pendekatan perlu dilakukan terhadap ekosistem secara
keseluruhan. Kegiatan yang telah diinisiasi oleh PT. Asal Jaya dan Yayasan IDH menjadi tolak ukur langkah nyata yang dapat dilakukan oleh sektor swasta,” kata Paramita Mentari Kesuma, Direktur Eksekutif SCOPI

Program ini juga mendapatkan apresiasi positif dan dukungan dari pemerintah lokal. Jajang Slamet Soemantri, perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang mengatakan, “kami mendukung adanya kerja sama dengan SCOPI untuk penyediaan penyuluh sebagai Master Trainer.

Sebagai wujud dukungan MoU dengan PT Asal Jaya, pemerintah menyediakan SDMP (Penyuluh/PTP2) Dinas sebagai Agrotekno dan Asisten Agrotekno, penerapan teknologi GAP, GMP, SKE, FDR dan SABC. Selain itu, kami juga membantu penyediaan kebun kopi sebagai objek kegiatan dan petani kopi untuk mencetak Master Trainer desa,”. Pemerintah lokal juga berkontribusi dalam perkreditan yang bekerja sama dengan BRI dan BNI, serta penyediaan fasilitas alat, bibit, dan pupuk untuk mendukung kegiatan petani.(ree)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.