
SURABAYA (Lenteratoday) - Presiden RI, Joko Widodo telah memutuskan untuk memperpanjang Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli mendatang. Untuk itu sesuai intruksi Menteri Dalam Negeri bahwa bahwa dalam satu minggu kedepan Pemerintah Kota Surabaya akan memberikan bantuan paket sembako.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan dalam kondisi seperti ini memang sulit untuk dijalankan sebab ekonomi tidak berjalan dengan baik. Maka dari itu, dirinya mengajak warga Surabaya untuk bergotong royong membantu agar Surabaya tidak mengalami kenaikam kasus Covid-19.
“Oleh karena itu Pak Presiden menyampaikan, kalau dalam waktu seminggu terjadi penurunan maka tanggal 26 akan dilakukan relaksasi. Saya berharap betul kepada warga Surabaya, Ayo kurang seminggu ini kita berjibaku, saling melengkapi,” katanya.
“Saya sudah sampaikan kepada pejabat semuanya, turun, cek teman-teman yang sentra kuliner PKL, warkop, semuanya, cek, kalau itu memang punya warga Surabaya ya kita akan bantu sembako. Sehingga untuk menunggu satu minggu ke depan ini bisa turun. sehingga kamu bisa melakukan relaksasi tanggal 26,” tambahnya.
Eri mengatakan bahwa relaksasi yang dilakukan seperti yang sudah diterapkan sebelumnya yakni mall bisa buka, warkop bisa tutup sampai pukul 10.00 WIB.
“Ini kan saya lakukan sebagai relaksasi. Tapi ketika naik secara drastis begini, akhirnya pemerintah pusat mengatakan darurat. Mau tidak mau kita tidak punya pilihan. Karena yang menentukan sudah Surabaya level 4 PPKM Darurat, itu negara yang menentukan, bukan lagi Wali Kotanya. Itu sudah perintah,” jelas Eri.
Eri mengatakan di tengah permbelakuan PPKM darurat ini Pemerintah tidak melarang untuk berjualan hanya saja membatasi aturan dengan tidak boleh makan di tempat.
“Karena itu saya minta tolong kepada warga Surabaya, ketika tidak makan di tempat itu untuk mengurangi, silahkan buka tapi prokesnya. Karena apa? Kalau buka tidak menjaga prokesnya, yang rugi kita semua, ekonomi tdk bisa jalan,” katanya.
“Monggo semuanya yang berjualan bisa tetap jualan, tapi jangan makan di tempat. Terus pakai masker. Sehingga kalau sudah berkurang, minggu depan bisa melakukan relaksasi makan di tempat 30%. Kalau ekonomi ingin jalan, angka sakit juga harus turun,” pungkas Eri. (Ard)