
MALANG, (Lenteratoday) - "Dibutuhkan donor darah konvalesen dengan resus O+". Mungkin status seperti itu sering bertebaran di sosial media anda. Permintaan yang tinggi dan minimnya ketersediaan konvalesen, menjadi penyebab utama konvalesen susah didapat.
Kondisi demikian tidak seharusnya terjadi, sebab Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki data pendonor aktif, dan dengan mudah menghubungi untuk menanyakan kesediaan mereka melakukan donor darah. Lentera mencoba menghubungi Hamida Soetadji, Koordinator Blood For Life (BFL) Jawa Timur, ia menjelaskan, kinerja PMI tidak maksimal.
"PMI itu punya data pendonor banyak banget, mereka bisa dengan mudah menghubungi pendonor untuk ditawari (donor plasma konvalensen) tapi mereka kan tidak melakukan itu," ujar Hamida pada Sabtu, (31/7/2021).
Padahal mendonorkan konvalesen tidak membutuhkan jangka waktu yang panjang. "Donor konalesen cuma butuh waktu 2 minggu, sudah bisa donor lagi, kan diambil hanya plasma darahnya saja, bukan komponen darah penuh," lanjut Hamida.
"Ini menunjukkan bahwa PMI tidak bagus mengolah data pendonor," kata perempuan yang akrab dipanggil Mimid ini.
Padahal konvalesen bisa diberikan pada pasien covid yang membutuhkan, dan menyelamatkan nyawa. Dalam kondisi demikian harusnya PMI bisa memanfaatkan data yang mereka himpun.
Saat berusaha dikonfirmasi terkait pengelolaan data, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Malang, dr. Eny Sekar Rengganingati, sampai berita ini ditulis, ia tak memberi jawaban.