21 April 2025

Get In Touch

Aksi TNI di Lamongan Ini Mengundang Decak Kagum

Danramil Kota Lamongan saat mencoba berkomunikasi dengan kakek tukang loak.
Danramil Kota Lamongan saat mencoba berkomunikasi dengan kakek tukang loak.

LAMONGAN (Lenteratoday) - Seorang tukang rongsok mendadak jadi pusat perhatian warga setelah diberhentikan anggota TNI sesaat setelah melintas di Jl. Basuki Rahmat Kecamatan/Kabupaten Lamongan.

Meski sempat timbul ketakutan dalam benak tukang rongsok saat didekati petugas, rupanya para anggota jajaran dari Koramil Lamongan 0812/01 Kecamatan/Kabupaten Lamongan itu punya niat mulia.

Tukang rongsok berusia lanjut tersebut tampaknya telah memantik rasa iba Danramil 0812/01 Kota Lamongan, Kapten Cku Yanto Budi Utomo beserta seluruh anggotanya.

Wajar saja, penampilannya yang terlihat lusuh dan kurang terawat itu sangat memprihatinkan sehingga membuat siapa saja yang melihatnya merasa kasihan.

"Kejadiannya spontan, lihat kakek itu mengingatkan saya pada orang tua, langsung saya kejar dan minta beliau berhenti," ungkap Kapten Cku Yanto, Selasa (10/9/2021).

Meski begitu, ia tak mau berpangku tangan dengan kondisinya tersebut. Kakek yang enggan menyebutkan namanya itu memilih jadi tukang rongsok dibandingkan meminta belas kasihan orang lain atau mengemis.

"Mirisnya, kakek itu hidup sebatang kara setelah ditinggal wafat istrinya dan anak-anaknya yang memilih hidup bersama keluarga barunya," ujarnya.

Karena sadar tugas pokok dan fungsi dari profesinya, Kapten Yanto lantas menggali lebih jelas latar belakang si kakek dan cerita di balik kisah hidupnya.

"Hari-hari kakek itu hanya mengandalkan barang rongsok, hebatnya ia tak mau mengemis belas kasihan orang lain meski kondisi fisiknya sangat lemah, bagi saya itu sangat luar biasa" urainya.

Melihat kondisi si kakek, Kapten Yanto memberikan paket sembako. Kontan, kakek itu mengucapkan syukur dan terima kasih ternyata masih ada yang peduli padanya. Kapten Yanto juga berpesan pada semua agar lebih peka terhadap kondisi sesama apalagi mengingat PPKM yang terus diperpanjang.

"Yang paling menyayat hati saya saat melihat alas kaki si mbah Itu sudah tak layak pakai, akhirnya kami minta pakai sandal baru, bukan nilai barangnya sih tapi nilai kemanusiaannya," paparnya. (dit)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.