
LAMONGAN (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten Lamongan telah berkomitmen agar jangan ada lagi kasus stunting di wilayahnya. Sejumlah strategi dilakukan untuk mencegah dan menurunkan stunting.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, pun mengungkapkan upaya pencegahan dan penurunan stunting integrasi Lamongan. Berbagai program unggulan dan capaian yang telah berhasil dilakukan dalam upaya penurunan stunting di Lamongan.
"Bahkan seperti program ODF dan Green & Clean sudah kami lakukan sejak tahun 2014,” kata Yuhronur, Minggu (5/9/2021) petang, seperti dilansir media elektronik.
Selain program tersebut, ada pula program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) seperti, mencuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum/makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga. Hingga stop buang air besar sembarangan juga sudah tuntas sejak tahun 2017 di Kabupaten Lamongan.
Sementara beberapa inovasi juga dilakukan untuk mendukung pencegahan dan penurunan stunting, seperti Sukorame Peduli Gizi (Supegi) dengan fokus kegiatan cooking class bagi ibu balita. Ada pula Kelompok Ibu Muda Peduli Asi (Kimpasi) yang memanfaatkan media Whatsapp sebagai sarana diskusi agar timbul kesadaran para ibu-ibu muda untuk memberikan asi untuk balitanya.
Tak hanya untuk anak saja, untuk sang ibu melalui program Mobil Pelayanan keliling Bersama Bidan Desa (MONALISA BERDANSA) yang fokus pada pelayanan kontrasepsi, Gerakan Selamatkan Ibu Hamil dengan Siaga Donor darah( RANSEL SI DORA) serta Laboratorium Laren Mobile (LALA MOBILE) yang memberikan layanan ANC terpadu pada ibu hamil di desa dengan cara petugas turun ke desa untuk memberikan layanan ANC terpadu di lapangan.
“Total kita ada 24 inovasi yang berhasil diciptakan, tentu semua itu sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat utamanya pada percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lamongan,” ungkapnya.
Yuhronur juga memaparkan review pelaksananaan aksi konvergensi penurunan stunting yang fokus pada pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting, dan review kinerja tahunan.
"Apa yang kami miliki itu juga sudah kita paparkan pada tim fasilitasi pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi Bangda dan tim United Nations Children's Fund (UNICEF) dan Counterpart yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur beberapa waktu lalu," pungkasnya.(ist)