
Jakarta – Lagi-lagi rencana pembukaan keran ekspor benihlobster memicu polemik di masyarakat. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan(KKP) Susi Pudjiastuti berseteru di Twitter dengan Ketua Komisi Pemangku-Kepentingandan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) EffendiGazali. Susi kecewa dengan pernyataan Effendi yang seakan-akan membenarkanekspor benih lobster.
Disindir Susi, Effendi pun menjawab, dia menolak klaim Susiyang menyebut dirinya mendukung ekspor benih lobster. Bahkan, Effendi punmengajak Susi berdiskusi terbuka dalam sebuah forum diskusi publik mengenaikondisi lobster.
Susi pun menanggapi jawaban dari Effendi. Bukan dirinya, diamenilai ada orang yang lebih cocok berdebat dengan Effendi."Kan sudah sayajawab. Pak Rahman lebih cocok debat sama EG (Effendi Gazali)," kata Susidikutip Senin (17/2).
Sebelumnya, dalam cuitan di Twitternya, Sabtu (15/2) diamenyebutkan orang tersebut adalah Kepala Desa Bagolo, Kec. Kalipucang, Kab.Pangandaran, Rahman Hidayat yang juga berprofesi sebagai nelayan. Menurutnya,Rahman lebih berilmu kalau mau bicara soal lobster. Maka dia menilai Rahmancocok berdebat dengan Effendi yang menurutnya berilmu.
"Nelayan nama Rahman ini jauh lebih mengerti ttgLobster, dibanding saya. Sebaiknya yg berilmu debat dg yang berilmu," cuitSusi.
Sebelumnya Rahman menegaskan pihaknya menolak rencanapemerintah untuk membuka keran ekspor benih lobster atau yang biasa dikenalnelayan dengan sebutan baby lobster. Karena akan merusak usahanelayan."Kami setuju untuk tetap dilarang penjualan apalagi ekspor babylobster. Karena nantinya akan merusak dan menghancurkan usaha nelayan sendiridari segi penghasilan," kata Rahman.
Awalnya, Selasa(11/2), Susi mengunggah sebuah video yangberisi pernyataan Effendi. Dalam video itu Effendi menyebut bahwa kondisi bibitlobster saat ini masih aman dari ancaman kepunahan.
Dari komentarnya, Susi menyebut Effendi merupakan seorangyang berilmu tinggi. Namun dia menyayangkan pernyataan Effendi bagaikanmendukung pembukaan ekspor benih lobster.
"Keilmuan tinggi seorang guru besar, Doctor, dalammenjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances(ketidakpedulian) untuk Pembenaran Ekspor Bibit Lobster. Saya tidak berilmu dansaya berduka," ungkap Susi dalam cuitannya di Twitter .
Effendi pun berang disebut menganiaya orang tak berilmu, diapun mengklarifikasi sindiran Susi. Dia menolak pernyataan yang menyebutkanbahwa dia mendukung ekspor benih lobster.Effendi juga menolak pernyataan Susisoal ancaman kepunahan lobster mengingat saat ini sudah ada fasilitas hatcheryalias penetasan benih lobster. Hal ini menurutnya juga sesuai dengan pernyataanlembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN).
"Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Klbadan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percayamrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunialain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN?" cuit Effendi membalasSusi.
Effendi juga menyebut bahwa Susi sudah melakukan framingalias membingkai opini seakan-akan dirinya menindas orang tak berilmu."Sytdk tahu maksud yg edit video itu. Tp hoaxnya ada pd upaya menyimpulkan tiba2:EG (Effendi Gazali) dukung ekspor benih lobster+ framing GB/Dr menganiaya orgtak berilmu! Duh dzholim nian framing memelas + kesimpulan itu," tulisEffendi.
Effendi menyebut bahwa tidak sekalipun dalam video yangdiunggah dan disindir Susi dirinya menyebutkan untuk mendukung ekspor benihlobster."trims Bu atas perhatian pd Konsultasi Publik KKP. JGNADADUSTA inilirik lagu, tp bagus utk analisis video yg dipakai (tak satupun dlm video ituada kata2 EG: "...sy dukung ekspor benih lobster") lalu lompat kekesimpulan spt itu he he he," kata Effendi.
Effendi pun mengajak Susi untuk berdiskusi terbuka soalekspor benih lobster. Susi diundang untuk bersama-sama menunjukkan buktiterkait argumennya masing-masing."Ayuk Bu kt ngobrol+ngopi & tunjukkanbukti2. Undangan 19 Feb tetap terbuka. Kt sama2 dukung keberlanjutan + hatchery& bongkar data penyelundupan benih lobster, apa adanya. Trims,"cuitnya.(ins)