
GRESIK (Lenteratoday) - Sebanyak 3.544 botol bekas minuman kemasan dari berbagai merk digantung dan dikaitkan dengan jala untuk menghiasi lorong sepanjang 10 meter. Ribuan botol itu terlihat sangat estetis setelah disusun, merupakan instalasi museum plastik yang digagas LSN Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecotan).
Museum plastik di pinggir Kali Surabaya ini didirikan di sebuah tanah kosong milik Ecotan di Wringinanom, Gresik.
Direktur Ecoton, Prigi Arisandi menceritakan kepada Lenteratoday, dibangunnya museum plastik untuk menggambarkan bahwa sungai-sungai sudah dikepung plastik. “Kami mau memberi edukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik,” ucap, Prigi Arisandi kepada Lenteratoday, Rabu (15/9/2021).
Ikan di sekitar sungai juga ikut mengonsumsi sampah plastik dalam bentuk mikroplastik. Yang mana kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia karena mengonsumsi ikan yang memakan mikroplastik.
Tidak hanya museum plastik, Ecotan juga membuat mesum plastik dalam bentuk kolam. Kolam yang disii sejumlah ikan yang memakan sampah plastik serta terdapat pohon mati yang dililit aneka sampah plastik.
Saat melakukan ekspedisi di Kali Surabaya pada 17 Agustus hingga 27 Agustus lalu. Ditemukan 208 batang pohon yang terlilit plastik serta ditemukan 63 titik pembuangan sampah dipinggir sungai.
Banyak sampah plastik yang termasuk kategori residu ditemukan di sekitar sungai. Oleh karena itu Ecotan mengajak masyarakat untuk menghindari penggunaannya.
Koordinator ekspedisi Azis menambahkan, sampah plastik mengancam kualitas air bahan baku PDAM. Sebab, plastik yang terlilit akan terfragmentasi menjadi mikroplastik dan larutan dalam air.(wan)