24 April 2025

Get In Touch

Masjidil Haram: Shalat Tanpa Social Distancing Setelah 1,5 Tahun

Penampakan shalat pertama di Masjidil Haram tanpa social distancing setelah 1,5 tahun ditutup Twitter @hsharifain
Penampakan shalat pertama di Masjidil Haram tanpa social distancing setelah 1,5 tahun ditutup Twitter @hsharifain

JAKARTA (Lenteratoday) -Masjidil Haram di Makkah siap menerima jemaah dengan kapasitas penuh mulai hari ini setelah pemerintah Arab Saudi melonggarkan pembatasan Covid-19, kata seorang pejabat.

Wakil Sekjen Masjidil Haram, Saad bin Mohammed Al-Muhaimid mengatakan bahwa sebuah rencana telah diterapkan agar masjid beroperasi dengan kapasitas penuh sambil memastikan keselamatan semua orang.

Akan tetapi Al-Muhaimid menambahkan bahwa pengunjung masjid suci Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tetap diwajibkan memakai masker dan melakukan reservasi untuk melakukan umrah dan salat melalui aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna.

Malam hari ini, setelah shalat Isya (waktu Saudi) stiker jarak sosial akan dicopot dari lantai Masjidil Haram. Berikutnya, salat Subuh yg dilakukan di Masjidil Haram 'berdiri bersama' untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun (sumber: official account masjid Al Haram dan masjid Nabawi).

Akan ada apel besar penempatan 870 pria dan wanita untuk membantu pengelompokan dan pengelolaan jemaah oleh otoritas kedua masjid (sumber: Humas Haramain Sharifain).

Dalam tampilan video ditunjukkan shalatpertama di Masjidil Haram tapa jaga jarak setelah satu setengah tahun.

Pelepasan stiker jaga jarak aman (Twitter @hsharifain)

Para pekerja di Masjidil Haram terlihat tadi malam mengupas stiker yang mengingatkan orang untuk menjaga jarak sosial.

Hal itu menandai berakhirnya era bagi jemaah untuk salat dan berdo’a dengan jarak 1-2 meter di antara mereka karena pandemi virus Corona.

Mulai hari Minggu ini, jarak sosial tidak lagi wajib di pertemuan sosial atau di tempat umum termasuk di transportasi umum dan di restoran, bioskop, dan mal sebagaimana dikutip ArabNews.com, Minggu (17/10/2021).

Masker wajah tidak lagi wajib di pengaturan luar ruangan, kecuali untuk lokasi spesifik tertentu termasuk dua masjid suci, yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sebagai tanda meredanya kasus Covid-19 di Arab Saudi, kerajaan itu juga telah resmi mengizinkan jemaah Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah umrah.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu.

Retno menyampaikan, pembukaan pintu umrah tersebut telah melalui pembahasan yang cukup lama pada level Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan, serta mempertimbangkan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia yang semakin baik.

Pembatasan dihapus. untuk menuju normalisasi (Twitter @hsharifain)

"Pemerintah kerajaan Arab Saudi melalui nota diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta pada 8 Oktober 2021 telah menyampaikan hal-hal sebagai berikut, Kedutaan telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jemaah umrah Indonesia," katanya.

Terpisah, Ketua Umum Serikat Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menyatakan belum memperoleh kepastian jadwal keberangkatan jemaah umrah Indonesia ke Arab Saudi. 

Ia mengatakan masih perlu proses persiapan dari kedua negara untuk memastikan keberangkatan jemaah umrah dari Tanah Air sesuai dengan prosedur yang ditetapkan otoritas Arab.

Paling utama, menurutnya, adalah link untuk sertifikasi vaksin. Sistem kita [PeduliLindungi] harus terhubung dengan Arab Saudi. Hingga saat ini masih dikoordinasikan.

Menurut Syam, saat ini seluruh sistem keberangkatan umrah belum menunjukkan status 'on' kendati Pemerintah Indonesia menyebut sudah ada lampu hijau dari Otoritas Arab Saudi.

“Semua masih off,” ujar dia.

Meski belum memperoleh kejelasan, Syam mengatakan penyelenggara umrah tetap menjalankan persiapan. Di antaranya pembuatan brosur hingga penghitungan ulang harga paket ibadah.

Syam yang dihubungi Senin (11/10.2021) lalu, malah menyebut adanya kemungkinkan terjadi kenaikan harga akibat adanya penyesuaian protokol kesehatan.

Berdasarkan data Worldometers, pada Sabtu (16/10) Arab Saudi mencatat 45 kasus baru Covid-19 dan 2 kematian, sehingga total kasus di negara ini mencapai 527.890. Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 8.760 dan pasien sembuh 536.900 (*)

Berbagai sumber,: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.