
MALANG (Lenteratoday) - Hujan lebat di kawasan Kota Malang sejak pukul 13.15 WIB Senin (19/20/2021) lalu, mengakibatkan banjir dan genangan di beberapa titik. Di antaranya di wilayah Kecamatan Blimbing meliputi kelurahan Blimbing, Kelurahan Purwantoro, dan Kelurahan Bunulrejo.
Berdasarkan data BPBD Kota Malang menyebutkan kerugian Materil ± 230 unit rumah terendam banjir, dan sebanyak 230 KK terdampak. Lalu Lintas di beberapa titik di Kota Malang terjadi kemacetan. Beberapa Kendaraan yang melintas mengalami mogok, sedangkan material lumpur masuk ke tempat usaha dan rumah warga. Kondisi terkini Banjir saat ini sudah surut
Untuk upaya Penanggulangan Bencana, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Malang melakukan assesment terkait kerusakan, kerugian, dan sumber daya yang terdampak di lokasi kejadian serta pembersihan material atau sampah sisa banjir.
"Ada setidaknya 5 titik banjir yang kemarin sempat dilaporkan, ketinggian air berkisar 30-40 cm," kata Ali Mulyanto, Kepala BPBD Kota Malang, saat diwawancarai lentera.
Analisis dari Inarisk Kota Malang termasuk potensi risiko banjir dengan kategori sedang tinggi. Wilayah tersebut mencakup kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan kecamatan Lowokwaru.
BPBD Provinsi Jawa Timur sebelumnya telah meneruskan informasi Peringatan Dini potensi hujan tersebut kepada BPBD Kab/Kota untuk diteruskan kepada pihak terkait di Kab/Kota dan masyarakat untuk waspada ancaman bencana hidrometeorologi.
Berdasarkan informasi BMKG, pada (19/10/2021) hingga (20/10/2021) potensi hujan lebat dan banjir dapat terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur dengan status Waspada (signature.bmkg.go.id), sedangkan prakiraan cuaca pada (21/10/2021) didominasi cerah berawan dan hujan ringan.
Memasuki musim penghujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada bahaya banjir jika hujan dengan intensitas sangat tinggi terjadi menerus selama lebih dari satu jam. Upaya antisipasi seperti optimalisasi dan pembersihan saluran air perlu dilakukan dan pemangkasan ranting-ranting pohon yang berpotensi patah saat hujan yang disertai angin kencang. (*)
Reporter : Reka kajaksana
Editor : Lutfiyu Handi