20 April 2025

Get In Touch

Cuaca Panas Landa Wilayah Indonesia, Suhu Surabaya Masih 37 Derajat

Dokumentasi-Penyiraman air ke sejumlah ruas jalan protokol oleh Dinas Kebakaran Surabaya bertujuan untuk mendinginkan suhu jalan akibat cuaca panas (Ant)
Dokumentasi-Penyiraman air ke sejumlah ruas jalan protokol oleh Dinas Kebakaran Surabaya bertujuan untuk mendinginkan suhu jalan akibat cuaca panas (Ant)

SURABAYA (Lenteratoday) -Cuaca panas masih dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia sejak pekan lalu, termasuk warga Jawa Timur seperti kota Surabaya dan sekitarnya. Dilansir

Mengutip dari laman resmi BMKG terhadap suhu di wilayah Indonesia, sebagian besar wilayah Indonesia terpantau memiliki suhu mencapai 34 derajat.

Sedangkan sejumlah wilayah mencapai suhu 35 derajat hingga 36 derajat. Dua wilayah dengan suhu maksimum tertinggi ialah Surabaya dan sekitarnya. Melalui pantauan Stasiun Meteorologi Perak I dan Maritim Tanjung Perak, suhu terpantau mencapai 37,5 dan 37,9 derajat.

Berdasarkan data resmi, berikut daerah yang terpantau mengalami suhu di atas 35 derajat celcius yang dikutip 25 Oktober 2021:

  • Stasiun Meteorologi Perak I (37,9 derajat celcius) –
  • Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak (37,5 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Gewayantana (36,6 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Kaharuddin (36,4 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda (36,2 derajat celcius)
  • Stasiun Klimatologi Kupang (35,6 derajat celcius)
  • Stasiun Geofisika Kendari (35 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Juanda (34,5 derajat celcius)

Penyebab suhu panas di Indonesia Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko membenarkan bahwa suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Sedikitnya ada 2 penyebab suhu panas menjelang musim penghujan tiba di Indonesia.

  1. Posisi matahari di atas Pulau Jawa, Bali, dan NTT

Hary menjelaskan, setidaknya suhu maksimum yang meningkat dapat disebabkan beberapa hal.

Salah satunya, pada Oktober, kedudukan semua gerak matahari tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dalam perjalanannya menuju posisi 23 derajat lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali, yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.

“Sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di seputar bulan-bulan tersebut,” papar Hary.

Cuaca cerah, lanjut dia, juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

2. Siklon tropis

Kondisi lainnya berkaitan dengan adanya siklon tropis Kompasu di Laut China  Selatan bagian utara, yang menarik massa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan.

“(Siklon) menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah-berawan dalam beberapa hari terakhir,” tutur Hary.

Adapun monitoring harian mengenai suhu maksimum di Indonesia dapat diakses melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/id/pengamatan/pengamatan-harian.

Sampai kapan?

Hary menegaskan, tren cuaca panas ini akan mengalami penurunan sekitar bulan November-Desember.

Sedangkan untuk kondisi cuaca dan iklim saat ini, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

“Perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul pada periode peralihan musim ini, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi,” jelas Hary (*)

Sumber: Kompas.com

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.