24 April 2025

Get In Touch

Tidak Mau Tergilas Hari Valentine, Wabup dan Dandim Filmkan Pemberontakan PETA di Blitar

Wabup Blitar, Rahmat Santoso saat bertemu Anwar Fuadi membahas pembuatan film Pemberontakan Tentara PETA Blitar
Wabup Blitar, Rahmat Santoso saat bertemu Anwar Fuadi membahas pembuatan film Pemberontakan Tentara PETA Blitar

BLITAR (Lenteratoday) - Agar peringatan peristiwa Pemberontakan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar tidak tergilas Hari Valentine, Wakil Bupati Blitar dan Dandim 0808 Blitar akan membuat film tentang perjuangan pahlawan Supriadi dalam melawan penjajah Jepang tersebut.

Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso menyampaikan gagasan untuk mengangkat peristiwa Pemberontakan Tentara PETA di Blitar menjadi sebuah film ini, berawal dari hasil diskusi dan masukan dari Dandim 0808 Blitar, Letkol Inf Didin Nasrudin Darsono. "Saya sangat setuju dan mendukung gagasan ini, agar generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan bangsanya dalam meraih kemerdekaan," ujar Wabup Rahmat, Kamis (28/10/2021).

Wabup Rahmat melanjutkan saat ini setiap 14 Pebruari para generasi muda, lebih mengenalnya sebagai Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang dan merayakan dengan pasangannya. "Padahal pada 14 Pebruari 1945 telah terjadi peristiwa besar di Blitar, dimana Tentara PETA dipimpin Supriadi berani melakukan pemberontakan melawan penjajah Jepang," jelas orang nomor dua di Kabupaten Blitar ini.

Oleh karena itu pria yang juga Ketua Umum DPP IKatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini, mendukung penuh rencana mengangkat peristiwa Pemberontakan PETA ini menjadi film. "Tahap awal ini sudah saya undang Bang Anwar Fuadi, beliau artis senior dan berpengalaman untuk hadir di Blitar menindaklanjuti rencana tersebut," tandasnya.

Selain Anwar Fuadi, hadir juga penyanyi kawakan Iis Sugianto dan beberapa orang dari ibukota Jakarta ke Blitar. Rombongan diterima Wabup Rahmat di Pendopo Ronggo Hadi Negoro (RHN), sekaligus berdialog langsung dengan Dandim 0808 Blitar Letkol Inf Didin Nasrudin Darsono, sejarahwan Blitar dan beberapa pihak terkait.

Secara terpisah Dandim 0808 Blitar, Letkol Inf Didin Nasrudin Darsono ketika ditanya mengenai ide atau gagasan pembuatan film Pemberontakan PETA di Blitar ini berawal dari masukan sejarahwan dan minimnya literatur mengenai peristiwa tersebut.

"Apalagi saat ini semakin sedikit pelaku sejarah yang bisa bercerita pada generasi muda, jangan sampai peristiwa penting yang menjadi pelecut semangat melawan penjajahan Jepang ini tidak dipahami generasi muda kedepannya," tutur Dandim Didin.

Dipilihnya peristiwa Pemberontakan PETA di Blitar, karena Pemberontakan PETA di Blitar merupakan pemantik perjuangan bangsa Indonesia. Untuk berani melawan penjajahan Jepang dibawah kepemimpinan Supriadi yang hingga saat ini keberadaanya menjadi misteri dan saat itu berpangkat Sudanco, hingga Indone sia berani memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. "Bahkan adanya Pemberontakan Tentara PETA di Blitar ini pada 14 Pebruari 1945, juga menjadi semangat di Asia Pasifik untuk melawan penjajah Jepang yang mengaku sebagai cahaya dari timur," terangnya.

Film yang recananya dibuat semi dokumenter ini, akan lebih fokus pada peristiwa sejarah Pemberontakan Tentara PETA di Blitar. Meskipun sesuai sumber sejarahnya Tentara PETA akhirnya kalah, serta yang memberontak dieksekusi penjajah. "Mungkin karena dulu pertimbangannya kurang matang atau sudah tahu bakal kalah, tapi Tentara PETA tetap melawan penjajah. Ini yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap penjajah di Indonesia bahkan dunia saat itu," tegas Dandim Didin.

Apakah pembuatan film ini terkait peringatan Pemberontakan PETA pada 14 Pebruari 2022 mendatang, Dandim Didin membenarkan namun tidak berani memastikan apa bisa selesai sesuai target. "Karena waktu yang mepet, serta perlu persiapan yang matang," bebernya.

Disinggung mengenai sumber dananya, Dandim Didin mengaku saat ini sedang dibahas bersama Wabup Rahmat dan pihak yang mendukungnya. Bisa berupa bantuan atau sumber dana pihak lain yang peduli dengan sejarah dan nasionalisme. "Selain menjadi literasi sejarah, film ini juga diharapkan bisa diikutkan dalam ajang festival film semi dokumenter yang dikemas menarik bagi generasi milenal," pungkasnya. (*)

Reporter : Arief Sukaputra

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.