10 April 2025

Get In Touch

Membangun SDM Unggul Indonesia

Membangun SDM Unggul Indonesia

SURABAYA – Peluang bagi bangsa Indonesia untuk keluar darijebakan pendapatan menengah (middle income trap), yakni pada periode bonusdemografi. Bonus demografi adalah periode ketika jumlah penduduk usia produktif(15-64 tahun) lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif. Periode iniakan mencapai puncaknya pada tahun 2030, saat penduduk usia produktif mencapai64 persen.

Bonus demografi akan menjadi sebuah kesempatan emas bagibangsa Indonesia untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sebagaimodal utama pembangunan. Namun, bak pisau bermata dua, apabila tak dapatdimanfaatkan dengan baik dapat menjadi sumber permasalahan sosial ekonomi yangtidak ringan.

Persoalan mengenai fenomena bonus demografi ini dibahas lebih lanjut pada acara Kuliah Umum Business Outlook 2020 bertema “SDM Unggul Indonesia Menuju Puncak Bonus Demografi 2030” yang diadakan oleh Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FB UKWMS), Rabu (26/2). Acara yang diikuti oleh civitas akademika UKWMS ini menghadirkan Dr. Drs. H. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si., Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden RI dan Prof. Anita Lie, MA., Ed.D. Guru Besar Bidang Kurikulum Pendidikan UKWMS sebagai narasumber.

Berbicara mengenai pengembangan SDM, Ngabalin menekankanbeberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan SDM Indonesia kedepannya. Beberapa di antaranya adalah perlunya bagi SDM unggul Indonesia untukmembangun iman serta akhlak, budaya, serta pendidikan. “SDM Indonesia harusmemiliki intellectual knowledge (kemampuan intelektual, red). Sehingga dia bisamenerjemahkan apa yang ia pikirkan ke dunia luar. Selain itu perlu juga untukmemantapkan bahasa agar pikiran tersebut juga bisa dikomunikasikan ke duniainternasional,” jelas Ngabalin.

Selain itu menurut Ngabalin, sehubungan dengan budaya,intellectual knowledge juga penting untuk menjaga budaya Indonesia yang plural.Ia menyoroti mengenai isu ekstremisme yang terjadi di Tanah Air, serta aksiyang telah dilakukan oleh pemerintah berkaitan dengan permasalahan tersebut.Pada kesempatan yang sama ia mengatakan, terlepas dari apapun suku dan agamayang dimiliki, semua orang punya hak yang sama untuk tinggal di Indonesia.

Poin ini kemudian diapresiasi oleh Prof. Anita Lie sebagaipersiapan yang memang harus dilakukan Indonesia untuk bonus demografi.“Kestabilan politik saya kira diperlukan untuk membangun SDM dan negara,”katanya.

Ditinjau dari segi pendidikan, Prof. Anita Lie membahasberbagai data statistik terkait dengan SDM, seperti human capital index (indeksmodal manusia, red) Indonesia yang masih berada di bawah negara-negara tetanggaseperti Malaysia dan Thailand. Akademisi UKWMS ini kemudian mengkritisi angkapartisipasi sekolah yang menurutnya sudah bagus, namun secara kualitas kurangbaik. Ia mendapati masih adanya kualitas pencapaian belajar yang belum meratapada wilayah Indonesia.“Menurut saya, peningkatan mutu guru jugadiperlukan. Guru saja sekarang jumlahnya sudah tiga juta, yang berarti satuorang guru bisa mengajar sampai 16 orang anak. Lalu, dari segi anggaranpendidikan, sebenarnya ada yang bisa lebih diperhatikan lagi, apakah pemerintahselama ini menerapkan spending much (menghabiskan banyak uang, red) ataukahspending smart (menghabiskan uang secara cerdas, red),” katanya. Ia kemudianmenambahkan, dengan adanya berbagai tantangan yang ada, maka anak-anak mudaharus sigap dalam mempersiapkannya mulai sekarang.(ist/tar)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.