24 April 2025

Get In Touch

Hari Aksara Internasional, Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Literasi Digital

Giubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memberikan sambutan pada Hari Aksara Internasional di El Royal Hotel Banyiwangi, Sabtu (30/10/2021).
Giubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memberikan sambutan pada Hari Aksara Internasional di El Royal Hotel Banyiwangi, Sabtu (30/10/2021).

BANYUWANGI (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menekankan pentingnya literasi digital yang sudah menjadi keniscayaan pada revolusi industri 4.0. Penekanan tersebut disampaikan pada peringatan Hari Aksara Internasional yang digelar di Hotel El Royal Banyuwangi, Sabtu (30/10/2021).

"Menjadi penting empat item kaitan dengan literasi digital. Apakah kaitan dengan skill-nya, apakah kaitan dengan culture-nya, apakah kaitan dengan etic-nya, apakah kaitan dengan safety-nya. Jadi empat item, digital skill, digital culture, digital etic, dan digital safety," katanya.

Pada digital skill, Khofifah menekankan supaya mengetahui mana yang perlu ditingkatkan. Menurutnya, digital skill ini lebih mudah karena tinggal mentrasformasikan.

"Kemudian pada digital culture. Sebetulnya belakangan ini sudah sangat masif. Keuangan inklusi target nasional 2024 itu 90% Jatim 2021 sudah 92 %. Kita jauh di atas nasional, artinya skilling up ini sudah terjadi," katanya.

Terkait dengan digital etic, Gubernur yang juga mantan menteri sosial ini mengatakan pernah mendiskusikan panjang lebar dengan ketua dewan pers, Prof M Nuh. Diskusi itu khususnya terkait dengan apa yang ada pada media cyber saat ini.

"Kalau kita baca berita online, 20% gambar gambar apa, 20% lagi apa, kalau baca itu (berita) kita empat kali ketemu gambar itu dan gambar itu tidak sepatutnya dibaca anak anak kita, kalau saya bicara anak ini bukan anak biologis, tapi anak bangsa ini," tandasnya.

Yang tak kalah penting lagi adalah digital safety. Menurut Khofifah, item ini harus menjadi perhatian orang tua terhadap anak anaknya yang sering menggunakan gadget. Tak hanya itu, digital safety juga cukup penting bagi instansi termasuk instansi pemerintahan.

Khofifah mencontohkan, di mana beberapa waktu lalu data BPJS sempat bocor, data kependudukan juga sempat bocor, bahkan sebagian data dari Bank Jatim juga bocor. Pasalnya, terkait dengan digital safety ini akan berhadapan dengan para hacker.

"Jangankan data, Instagram saya itu kan isinya ringan-ringan, instagram saya itu juga dicoba dibobol. Lha instagram saya itukan sudah terdaftar, jadi tahu siapa yang akan mencoba membobol. Ini lho untuk apa," katanya.

Kemudian untuk pengguna, Khofifah menjelaskan ada digital sociaty, di kalangan pemerintah ada digital goverment, di kalangan pengusaha ada digital ekonomi. "Digital goverment ini harus sepakat di antara seluruh ekosistem dan steakholder," tandasnya.

Khofifah mencontohkan salah satu yang sudah diterapkan adalah sistem chashless di terminal tibe B Anjuk Ladang Nganjuk. Terminal ini menjadi terminal tipe B pertama yang merapkan chashless di Indonesia. Dalam penerapannya, bus yang akan masuk sudah memiliki kartu dan ketika ditab akan muncul tujuan selanjutnya kemana bahkan jumlah penumpangnya.

Selain itu, penumpang juga tidak perlu membayar dengan uang cash sebab sudah bisa membayar dengan emoney. "Artinya hal-hal seperti ini mempermudah, mempercepat, dan memberi kepastian," katanya.

Gubernur Khofifah juga mengatakan bahwa saat ini sedang berproses memfinalisasi satu data Indonesia. Tentunya program ini juga menjadikan satu data Jatim. "Satu data Indonesia include-nya adalah satu data Jatim. Dan kondisi seperti ini saya mohon kepada kepala daerah maka satu data kabupaten/kota bisa kita maksimalkan," tandasnya.

Gubernur menekankan pada pentingnya smart kampung, karena semua berangkat dari desa. Bahkan dia mengharapkan ketika smart city sudah tuntas selanjutnya adalah smart desa, karena layanan administrasi banyak dibutuhkan di kampung.

"Bagaimana kita bersama bisa mendorong digital gomerment, smart city, smart kampung atau apa saja, lalu smart kampung ini bisa mewujudkan kesejahteraan dan ini ending-nya," kata gubernur Jatim perempuan pertama ini.

Selanjutnya adalah digital sociaty. Khofifah menandaskan bahwa saat ini digital sociaty sedang didiskusikan para pakar, jangan sampai digital society mengantikan silaturahim face to face, seperti sowan dan sungkem saat Idul Fitri. Karena silaturahmi akan menyemai kedamaian dan memperbanyak rezeki.

"Kita harus bersiap sociaty 5.0. Revolusi industri 4.0 itu lebih pada robotik dan aspek human dibelakangkan. Pada revolusi industri 5.0 itu human dan robitiknya berjalan seiring," katanya.

"Sociaty 5.0 adalah sebuah keniscayaan yang lebih mengedepankan sisi human. Transformasi digital yang berseiring dengan kearifan lokal. Jangan semuanya diserahkan mesin, jangan semua diserahkan teknologi, karena teknologi bergantung pada manusia," imbuhnya.

Di satu sisi, manusia tetap miliki satu kelebihan yang tidak dimiliki mesin. Sebab manusia memiliki rasa atau sensing. Sehingga, Khofifah meminta supaya manusia tidak digerakkan teknologi, namun manusia yang menggerakkan robot karena manusia ada rasa dan robot tidak ada rasa.

Sementara itu, pada acara Hari Aksara Internasional, Gubernur Khofifah memberikan sedikitnya 17 penghargaan bagi mereka yang berprestasi di tingkat nasional maupun provinsi. Di antaranya adalah penghargaan Nugra Jasa Dhama Puspaloka yang diberikan pada Bupati Magetan.

Acara Hari Aksara Internasional 2021 oleh Pemprov Jatim yang dipusatkan di Banyuwangi ini juga dihadiri sebagian besar Bupati dan Wali Kota se Jatim, serta jajaran kepala OPD Pemprov Jatim.

Sebagai rangkaian acara juga menghadirkan pameran hasil produk dari pusat kegiatan masyarakat dan inovasi literasi dari masing-masing daerah kabupaten/kota se-Jatim.

Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.