24 April 2025

Get In Touch

Cegah Terorisme, Pemprov Dukung Reintegrasi Eks Napiter

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar di gedung Negara Grahadi, Rabu (17/11/2021).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar di gedung Negara Grahadi, Rabu (17/11/2021).

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendukung penuh program pencegahan terorisme serta reintegrasi eks atau mantan narapidana teroris (napiter). Terlebih lagi, salah satu daerah di Jatim ditunjuk sebagai satu dari tiga daerah yang menjadi pilot project Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN).

Program KKTN merupakan salah satu program dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Program ini digulirkan di 5 provinsi di Indonesia dengan total 26 kabupaten dan kota. Lima provinsi terebut yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Tengah. Sedangkan yang menjadi pilot project yaitu Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, Kota Bima NTB, dan Kabupaten Malang Jatim.

KKTN merupakan salah satu bentuk upaya penanggulangan terorisme melalui pendekatan lunak (soft approach) yang mengedepankan kesejahteraan. KKTN ini bertujuan mendorong kemajuan pembangunan dan perekonomian daerah sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya mampu meminimalisasi gerakan radikal terorisme.

“Jatim siap mendukung kelancaran dan kesuksesan program KKTN ini. Program ini menjadi salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus proses reintegrasi khususnya bagi eks napiter,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menerima kunjungan kerja Kepala BNPT di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/11/2021).

Dia menandaskan bahwa program KKTN akan membawa dampak positif karena bertujuan untuk memberdayakan kelompok rentan terpengaruh paham terorisme atau radikalisme serta mantan napiter. Sehingga, diharapkan kelompok ini memiliki skill untuk memulai usaha baik di bidang pertanian, wisata, atau UMKM.

“Program ini sangat baik karena seringkali kelompok-kelompok tersebut kesulitan mendapatkan peluang usaha atau pekerjaan. Belum lagi lingkungan sekitar yang cenderung kurang akomodatif menerima mereka kembali pasca menjalani hukuman dan sebagainya,” kata Khofifah

Dengan memberdayakan kelompok-kelompok yang berpotensi rentan terpengaruh paham transnasional serta para eks napiter ini, diharapkan mereka merasa negara hadir di tengah-tengah mereka. Serta diharapkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air juga semakin meningkat.

Sementara itu, Kepala BNPT Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar mengatakan bahwa BNPT menyiapkan KKTN di beberapa daerah di Jatim seperti Kota Surabaya, Kab. Malang, Kab. Lamongan, Kab. Sidoarjo, Kab. Probolinggo dan Kab. Magetan.

Kawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan terpengaruh paham terorisme dan mantan napiter. Menurutnya, program KKTN ini dilakukan melalui beberapa bidang seperti pertanian, perkebunan dan peternakan.

“Ke depan kami akan terus mengusung program ini baik berupa program fisik seperti pembangunan rusunawa maupun non fisik seperti peningkatan wawasan kebangsaan. Sehingga negara hadir di tengah mereka bagaimana mereka pada akhirnya bisa merasakan manfaat,” katanya.

“Mudah-mudahan ini menjadi kegiatan bersambung terutama bagaimana mengeleminisi ideologi terorisme yang menggunakan kekerasan pada masyarakat. Kita ingin memperkuat wawasan kebangsaan dan kita berharap masyarakat tidak mudah terbawa paham terorisme terutama pada kelompok yang kita perlu berikan kewaspadaan,” imbuhnya.

Turut hadir Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI Brigjen. Pol. Ibnu Suhendra, SIK, Dirut Radikalisasi BNPT RI Prof. Dr. Irfan Idris, MA, Kepala Satgas Sinergitas BNPT Laksma. TNI. Joko Sulistyanto, Plh. Seldaprov Jatim Heru Tjahjono, Kepala Bakesbangpol Heru Wahono, Kepala Satpol PP Hadi Wawan, dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (*)

Sumber : Humas/ADV

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.