
Blitar - Pemerintah Kabupaten Blitar dalam hal ini eksekutif dan legislatif, kompak menjual potensi untuk menarik investor ke Bumi Penataran.
Seperti disampaikan Bupati Blitar, Rijanto saat menghadiri Gathering Forum Bisnis Antara Pemerintah Kabupaten Blitar Bersama Stakeholder dan Investor, di Hotel Nam Kemayoran Jakarta. "Bahwa Kabupaten Blitar memiliki multipotensi, yakni iklim pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing dari beberapa sektor unggulan," tutur Rijanto.
Dijelaskannya di sektor wisata, ada Candi Penataran, Kampung Coklat, Kebun Kopi Karangayar dan potensi wisata pantai di Blitar selatan. "Kita juga punya kerajinan rakyat dan home industri yaitu Rumah Jenang dan Wajik Kletik," jelas Rijanto dihadapan ratusan investor beserta tamu undangan lainnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blitar lanjut Rijanto sangat berkomitmen meningkatkan nilai ekonomi daerah, salah satunya dengan menawarkan investasi di Kabupaten Blitar.
Sebagai bagian mensejahterakan masyarakat, sekaligus memberikan pelayanan optimal kemitraan kepada investor. "Kita harus kreatif dan inovatif, untuk bisa menarik arus modal atau investasi masuk ke daerah atau capital inflow. Semakin banyak arus modal masuk, maka peredaran uang semakin banyak pula. Sehingga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat meningkat," urai Rijanto.
Bupati Rijanto mengungkapkan dalam Rakornas Investasi, Presiden Joko Widodo menyatakan pengaruh APBN terhadap pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 16%. Apabila APBN ditambah APBD pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 23%, sehingga ada 77% pertumbuhan ekonomi dipengaruhi dunia usaha atau swasta. Oleh karena itu menurutnya sangat penting pemerintah daerah meningkatkan arus modal masuk atau investasi tandasnya.
Selain potensi wisata, beberapa potensi dan peluang investasi di Kabupaten Blitar lainnya adalah pertanian seperti padi, buah-buahan, kopi, coklat, jagung, dan cabe. Di sektor peternakan ada potensi ikan koi, ikan laut, industri susu sapi perah serta memasok 30% kebutuhan telur nasional. Dalam acara ini ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) perdagangan antar daerah bersama tim TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kabupaten Blitar dengan DKI Jakarta yang difasilitasi oleh BI Perwakilan Kediri. (ist/ais)