24 April 2025

Get In Touch

ukmjuwara.id Bantu UKM Bangkit di Tengah Pandemi

Tampilan website ukmjawara.id. Foto : Iqbal
Tampilan website ukmjawara.id. Foto : Iqbal

SEMARANG (Lenteratoday) - Pada umumnya bahan dasar pembuatan roti adalah menggunakan tepung terigu. Namun siapa sangka di tangan pelaku UKM ini, roti dan kue dibuat dari tepung bekatul.

Saat mendengar kata bekatul mayoritas orang akan menilai bahwa itu adalah pakan ternak. Seolah antara bekatul dan pakan ternak merupakan satu paket konotasi yang tidak terpisahkan.

Kendati demikian, adalah Ismiyati (46) pelaku UKM asal Semarang yang harus berjibaku mengedukasi masyarakat meyakinkan bahwa bekatul yang digunakannya sebagai bahan roti dan kue tidak seperti bekatul pakan ternak.

"Tepung bekatul ini adalah kulit ari beras bagian dalam yang paling halus, berbeda dengan pakan ternak biasanya yang kasar. Bekatul yang bisa dipakai untuk bahan roti dan kue yaitu bekatul yang segar, tidak bau apek, tidak basah, tidak kasar," katanya, Jumat (26/11).

Ismiyati mengaku sudah sejak 2015 menggeluti dunia roti dan kue bekatul ini. Hampir enam tahun usahanya berjalan, dirinya masih tetap melakukan edukasi kepada masyarakat perihal pemahaman kegunaan tepung bekatul.

Bahkan Ismiyati mengaku pernah mengalami perlakuan kurang enak dari masyarakat saat ikut berpartisipasi pada sebuah pameran.

"Saya masih ingat, ketika ikut pameran saya dimarahin bapak-bapak dengan kata-kata begini 'pakan ternak kok dipakai buat roti, kalau nanti saya (bapak-bapak) sakit kamu mau tanggungjawab' begitu," tutur Ismiyati menirukan ungkapan bapak-bapak yang memarahinya.

Pengalaman kurang mengenakkan seperti itu sering dialaminya. Namun Ismiyati tetap sabar dan terus berusaha mempertahankan usaha yang digelutinya tersebut.

"Saya bertahan karena saya berkeyakinan bahwa bekatul ini sehat bagi tubuh. Kandungan gulanya rendah, siapapun bisa mengonsumsinya dengan aman. Olahan roti bekatul ini juga tanpa gula, margarin dan telur, jadi baik dikonsumsi bagi yang memiliki penyakit diabetes," terangnya.

Kesabaran Ismiyati pun membuahkan hasil, secara perlahan-lahan semakin banyak orang mulai menyukai roti bekatul buatannya. Meskipun edukasi kepada masyarakat tetap dilakukannya melalui media sosial atau pun secara langsung.

"Tahun pertama jualan roti bekatul, rata-rata perbulan yang terjual hanya 100 pieces. Sedangkan saat pandemi ini meningkat drastis yaitu bisa menjual perbulan 1.200 pieces. Artinya, di masa pandemi ini kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat itu mulai meningkat," jelasnya.

Tidak hanya itu, kini produk aneka roti dan kue bekatul buatannya sudah bisa ditemui di supermarket di beberapa kota di Indonesia. Antara lain Semarang, Salatiga, Kudus, Makasar, Jakarta.

Untuk di Semarang, konsumen bisa langsung datang ke tempat produksi roti bekatul, yang beralamat di Jalan Fatmawati, No. 91, Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Bahkan di masa pandemi ini, dengan dukungan era digital, kini Ismiyati sudah memulai memasarkannya melalui berbagai marketplace dan sosial media.

Tidak hanya instagram, melalui program Katalog 100 #UKMJuWAra 2020 yang diselenggarakan oleh UKM Indonesia, Ismiyati sekarang mengandalkan WhatsApp untuk jualan online.

Terbukti dengan kemudahan jualan menggunakan Katalog WhatsApp Bisnis, membuat penjualan aneka roti dan kue bekatul buatannya meningkat.

"Saya ikut Katalog 100 #UKMJuWAra 2020, jadi sudah setahun ini ya saya merasakan manfaatnya. Sejak jualan melalui Katalog WhatsApp Bisnis ini peningkatan omzetnya sampai 30 persen," tuturnya.

Ismiyati menyebut program Katalog #UKMJuWAra sangat bermanfaat bagi para pelaku UKM. Sebab pelaku UKM diajarkan strategi jualan online dengan cara yang efektif dan profesional.

"Jadi melalui Katalog WhatsApp Bisnis yang dibekali dari UKM juwara ini, membuat saya lebih mudah mempromosikan produk roti bekatul. Terus bisa hemat biaya promosi, hemat waktu juga, kalau calon konsumen tanya produknya apa saja, terus saya kasih link Katalog WhatsApp Bisnis saya ini sudah selesai. Dan bisa langsung terhubung dengan chat saya (penjual), tinggal bagaimana saya cepat menanggapi calon konsumen itu," paparnya.

Senada dengan Ismiyati, seorang peserta terpilih program Katalog 100 #UKMJuWAra 2021, Lyna Windi (45) mengaku bersyukur karena masuk dalam 100 ukm terpilih dalam program Katalog #UKMJuWAra.

Pelaku UKM yang bergelut di bidang usaha kerajinan kain perca tersebut menyebut program Katalog #UKMJuWAra menggunakan WhatsApp Bisnis membantunya untuk memasarkan produknya lebih luas.

"Bagus ini, kami dibekali cara membuat katalog yang menarik dan lengkap, supaya kalau konsumen mau tahu produk kita, mereka langsung paham hanya dengan melihat Katalog WhatsApp Bisnis yang kita buat. Di katalog itu kan lengkap, ada info foto, harga produk, kemudian nama penjual, alamat kita pun ada," ujarnya.

Lebih lanjut, Lyna mengatakan dalam katalog produk yang dibuat juga telah dilampirkan link alamat marketplace yang dimiliki. Hal itu memudahkan konsumen untuk memilih, mau membeli produk melalui marketplace, atau WhatsApp bisnis.

"Kalau lewat Katalog WhatsApp Bisnis ini juga seperti marketplace kok, karena kan ada fitur keranjangnya, kemudian konsumen bisa bayar via transfer juga. Jadi itu semua memudahkan konsumen saat ingin bertransaksi dengan kita," jelasnya, Jumat (26/11).

Meskipun baru bergabung pada program Katalog 100 #UKMJuWAra 2021, Pelaku UKM asal Semarang ini meyakini ke depan penjualan produk olahan kain perca buatannya bakal meningkat.

"Dengan strategi pemasaran melalui katalog ini dan kemudahan yang ditawarkan saya berharap penjualan akan naik. Karena pasarnya kan lebih luas," tuturnya.

Harapan Lyna tersebut, cukup berdasar, sebab diakuinya pandemi cukup berdampak bagi usahanya. Selama ini, Lyna mengandalkan gelaran pameran sebagai media mempromosikan produknya.

"Sebelum pandemi, memang saya fokus penjualan olahan kain perca seperti sarung bantal, hiasan dinding. Namun karena pandemi tidak ada pameran, mau tidak mau saya menyesuaikan dengan keadaan, yang bisa dijual saat pandemi. Saya buat masker, kemudian dompet atau tas tempat hand sanitizer seperti itu," paparnya.

Baginya, Katalog #UKMJuWAra merupakan angin segar bagi usahanya dan bagi pelaku UKM lainnya ke depan.

"Mau tidak mau, meskipun pandemi kita pelaku ukm pasti ingin bangkit. Makanya saya daftar program Katalog #UKMJuWAra ini, meskipun yang daftar banyak yang dipilih hanya 100, saya bersyukur ini bisa lolos," tuturnya.

Bangkit Bersama #UKMJuWAra

Program Manager Katalog #UKMJuWAra, Gilang Ageng mengatakan bahwa tujuan dari Katalog #UKMJuWAra yaitu untuk membantu para pelaku ukm supaya bisa bangkit di tengah pandemi.

Dalam hal ini, lanjut dia, pelopor dari gerakan
Katalog #UKMJuWAra adalah UKM Indonesia, bekerjasama dengan WhatsApp dan didukung oleh Kementrian Perdagangan RI untuk mendukung gerakan #banggabuatanindonesia.

"Saat ini total ada 200 UKM terpilih yang sudah ikut Katalog #UKMJuWAra. Dengan rincian, Katalog #UKMJuWAra 2020 ada 100 UKM terpilih, Katalog #UKMJuWAra 2021 ada 100 UKM juga," terangnya, saat dihubungi via sambungan telepon, Sabtu (27/11).

Lebih lanjut, Gilang menyebut untuk proses Katalog #UKMJuWAra menggunakan WhatsApp Bisnis, dengan standar operasional pembuatan katalog telah ditetapkan.

Mulai dari bagaimana membuat deskripsi di katalog, data apa saja yang harus dicantumkan, foto produk seperti apa yang harus dilampirkan, semua pelaku ukm telah dibekali.

"Sehingga saat konsumen melihat produk di katalog, mereka langsung paham, tertarik, kemudian melakukan pembelian produk," tuturnya.

Tidak hanya itu, Katalog WhatsApp bisnis yang dimiliki para pelaku UKM, juga sudah disertakan di website UKM Juwara yaitu www.ukmjuwara.id. Tujuannya memang, untuk membantu memperluas pasar penjualan produk pelaku UKM. Baik konsumen yang ingin membeli produk, atau institusi, perusahaan yang ingin bermitra dengan para pelaku UKM.

"Di website tersebut, selain dilampirkan katalog WhatsApp, ada tambahan fitur filter. Yaitu kalau konsumen mau cari produk dari daerah tertentu bisa dengan cepat, kalau mau cari produk fashion, kerajinan itu juga ada filternya. Jadi memudahkan konsumen untuk menemukan produk yang dicari dengan cepat, dan langsung menyambungkannya dengan WhatsApp penjual," jelasnya.

Gilang menyampaikan ada enam pengkategorian produk. Dari total 100 UKM yang terpilih pada Katalog #UKMJuWAra 2021, jumlah ukm setiap kategori bervariasi.

"Dari 100 UKM terpilih itu rinciannya adalah, pelaku UKM kategori aksesoris ada 20 orang, pakaian ada 10 orang, kerajinan ada 14 orang, cemilan dan kue ada 26 orang, makanan berat dan bumbu 15 orang, minuman dan madu 15 orang," paparnya.

Sedangkan dari Katalog 100 #UKMJuWAra 2021 terpilih, dikatakannya berasal dari 19 provinsi yang ada di Indonesia.

"Jadi lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, sudah bergabung dengan Katalog #UKMJuWAra ini," ujarnya.

Gilang berharap nantinya performa pelaku UKM terpilih terus meningkat, dan bisa menjadi role model bagi para pelaku UKM lainnya.

"Misalnya dengan tampilan katalog bagus yang dipunya, kemudian pelaku UKM lain melihat kemudian terinspirasi untuk menerapkan pembuatan katalog untuk menunjang produknya tersebut. Nah ini yang kita inginkan, ada multiplier effect di situ," terangnya.

Lebih lanjut, Gilang menekankan bahwa program Katalog #UKMJuWAra hanya sebagai fasilitator untuk membantu para pelaku UKM, agar bisa bangkit di tengah pandemi.

"Kami di sini hanyalah fasilitator, memfasilitasi dan membantu sebisa kami untuk mengangkat produk temen-temen UKM semua, supaya bisa bangkit di tengah pandemi ini. Tetapi semuanya memang harus berasal dari teman-teman UKM. Keyakinan dan kegigihan teman-teman UKM yang ingin maju, ingin tumbuh, itulah nantinya yang akan mengantarkan ke titik kesuksesan dan keberhasilan," tegasnya.

Reporter : Mohammad Iqbal Shukri
Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.