
BLITAR (Lenteratoday) - Sosok H. Rahmat Santoso, SH.MH memang baru di dunia politik, setelah puluhan tahun malang melintang sebagai seorang lawyer. Tapi tujuannya bergabung dengan partai PAN, hanya ingin mengabdi pada masyarakat dan bukan mencari cuan (keuntungan).
Hingga menjadikannya nominasi, Tokoh Inspirasi Perubahan dalam ajang Inovation & Digital Enthusiast Award (IDEA) 2021. Bersaing dengan pimpinan daerah lainnya, serta dinilai oleh tim ahli dari beberapa bidang. Bagaimana perubahan yang dibawa seorang Rahmat Santoso untuk Kabupaten Blitar ?
Demikian tekad seorang Rahmat Santoso, yang kini menduduki kursi Wakil Bupati Blitar periode 2021-2026. Setelah terpilih dalam Pilkada Kabupaten Blitar, pada Desember 2020 lalu.
Sejak awal dilantik pada Pebruari 2021 lalu, menjadi orang nomor dua di Kabupaten Blitar mendampingi Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah untuk menjabat periode 2021-2026. Wabup Rahmat sudah menunjukkan itikad tidak mau aji mumpung, memanfaatkan fasilitas sebagai seorang pejabat. Dimana jatah kontrak rumah dinas (rumdin) sebesar Rp 250 juta setahun, tidak diambil dan memilih 'ngekost' di salah satu kamar di Pendopo Ronggo Hadi Negoro (RHN). "Karena keluarga di Surabaya dan saya sering sendiri di Blitar, juga menghemat uang negara saya numpang di pendopo tentunya seijin Mbak Rini (Bupati Rini)," tutur pria kelahiran Tulungagung ini.
Sebagai orang nomor dua di Bumi Penataran julukan Kabupaten Blitar, dalam menjalankan tugasnya pria yang akrab disapa Makdhe Rahmat ini tidak mau melebihi kewenangannya sebagai Wabup Blitar. "Selalu komunikasi dengan Mbak Rini (Bupati Rini), hampir setiap hari kita diskusi dan koordinasi dalam melaksanakan tugas memimpin Blitar," papar pria yang juga menjabat Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini.
Sesuai dengan program Panca Bhakti dalam kepemimpinannya, Makdhe Rahmat berusaha mewujudkannya meskipun dengan keterbatasan yang ada. "Karena saya terpilih saat pandemi Covid-19, anggaran dipangkas untuk fokus penanganan Covid. Aktifitas juga dibatasi, jadi pelan tapi pasti saya bersama Mbak Rini berusaha mewujudkan program untuk pembangunan Kabupaten Blitar agar bisa maju bersama sejahtera bersama," tandas Wakil Ketua DPW PAN Jawa Timur ini.
Melalui kerja sama, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik jajaran OPD Pemkab Blitar, Forkopimda, instansi vertikal baik tingkat provinsi maupun pusat. Makdhe Rahmat berusaha mencari terobosan untuk bisa memajukan Kabupaten Blitar, meskipun ditengah pandemi Covid-19. "Prioritas utama menangani Covid-19, kalau sudah terkendali maka perekonomian daerah bisa bangkit dan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik," terang pria yang kini menjabat Ketua MPP DPD PAN Kabupaten Blitar ini.
Makanya ketika kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya, terjadi kekurangan Swab Test, kesulitan oksigen dan perlatan medis lainnya. Makdhe Rahmat bertindak cepat, mencari bantuan baik ke provinsi maupun pusat. "Sampai saya bisa mendapatkan bantuan Swab, ventilator dan mesin PCR dari Kemenkes RI, serta pasokan oksigen dari Madiun. Karena bantuan dari kolega atau kenalan baik dari TNI-Polri, pengusaha, politisi maupun komunitas dan ormas," ungkap Makdhe Rahmat yang juga aktif sebagai MPO Pemuda Pancasila (PP) Kota Surabaya ini.
Selain peralatan medis, saat pandemi Covid-19 Makdhe Rahmat juga bisa mendapatkan bantuan sembako dan makanan siap saji dari salah satu perusahaan besar, untuk membantu warga yang terdampak juga para nakes.
Ketika pandemi sudah mulai mereda, Makdhe Rahmat langsung mulai melakukan upaya pemulihan ekonomi daerah. Menjalin komunikasi dengan sesama kepala daerah dan pengusaha, untuk memasarkan produk unggulan Kabupaten Blitar. "Blitar terkenal sebagai penghasil ayam dan telur, maka saya berusaha mengajak pengusaha membeli hasil ternak, pertanian dan produk Blitar lainnya," beber penghobi automotif ini.
Dalam upaya mencari bantuan maupun memasarkan produk unggulan Kabupaten Blitar, suami dari Venina Puspasari ini mengaku memakai biaya pribadi. "Karena semua tahu kondisi negara sedang kesulitan anggaran, saya juga sudah niat menjadi Wabup Blitar untuk mengabdi dan melayani masyarakat bukan bertujuan mencari cuan atau keuntungan pribadi," tegas Vice President Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini.
Dalam birokrasi Makdhe Rahmat ingin mewujudkan perubahan dan reformasi birokrasi, mulai dari hal terkecil. Clean and Good Goverment, seperti tidak ada lagi budaya bagi-bagi proyek. "Apalagi pengkondisian atau jatah proyek untuk wakil bupati, silahkan di cek. Semua budaya semacam itu harus dihilangkan, harus sesuai mekanisme dan aturan yang ada," harap pemilik beberapa usaha ini.
Penghobi Moge jenis Harley Davidson ini juga memiliki program bidang kesehatan dan pendidikan gratis, dimana saat ini sedang diupayakan mendapat alokasi anggaran baik dari APBD daerah, provinsi maupun APBN pusat. "Termasuk masalah infrastruktur jalan, beberapa konsep kerja sama dengan swasta juga sedang digodok. Karena perlu terobosan, tidak bisa hanya mengandalkan APBD saja," jlentrehnya.
Tidak hanya urusan hukum, bisnis, politik dan berorganisasi, Wabup Rahmat tidak melupakan bidang sosial. Tidak jarang ketika menjalankan tugasnya, mendadak bertemu atau melihat adanya nenek atau ibu-ibu lansia langsung dibantu. "Setiap melihat ibu-ibu tua yang kelihatan kesusahan hidupnya, saya tidak tega dan berikan bantuan untuk meringankan beban hidupnya," ceritanya.
Bahkan tanpa diketahui banyak orang, ternyata Wabup Rahmat juga mempunyai anak asuh yatim piatu yang dibiayai hidup dan sekolahnya. "Dosa besar saya kalau sampai ada anak yatim piatu tidak terurus dengan baik, bagi saya kehidupan dunia dan akhirat kalau bisa seimbang. Hidup jadi lebih berarti, kalau bermanfaat untuk orang lain," pungkasnya.
Kiprah seorang Rahmat Santoso dalam mendukung pemulihan ekonomi di Kabupaten Blitar, diakui banyak pihak diantaranya Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blitar, Eko Susanto yang mengetahui dengan persis apa yang sudah dilakukan atasannya tersebut. "Kalau berbicara apa yang sudah dilakukan Pak Wabup, memang beliau sudah banyak mendatangkan bantuan baik dari provinsi maupun pusat," kata Eko.
Termasuk jaringan dari para pengusaha, juga sudah banyak yang didatangkan dan memberikan bantuan untuk Kabupaten Blitar. "Salah satunya anak perusahaan Unilever, yang memberikan bantuan sembako dan makanan saat pandemi Covid-19 lalu," bebernya.
Eko mengakui urusan eksternal Pemkab Blitar, memang banyak dibantu Wabup Rahmat. Karena kepiawaiannya dalam melakukan lobi, serta gaya komunikasi yang bisa diterima semua kalangan. "Pak Wabup bisa diterima semua kalangan, karena komunikasi beliau cukup baik sehingga bisa connect dengan siapa pun mulai internal birokrasi, eksternal, elemen masyarakat, kelompok, organisasi dan warga biasa diterima dengan baik," pungkasnya.(*)
Reporter : Arief Sukaputra
Editor : Lutfiyu Handi